KOTAMOBAGU – Publik nyiur melambai sempat terperangah pasca kontes Nyong-Noni Sulut (NNS) 2018 dihelat. Sebab seorang kontestan membuat kejutan besar, terpilih sebagai Noni Sulut.
Kejutannya adalah, kontes ini hampir tak pernah menobatkan jawara di luar Manado dan Minahasa Raya, kecuali Nyong Sulut 1993 yang disabet Hendri Manossoh, utusan Sangihe Talaud (waktu itu belum terpisah).
Adalah Brenda Angelina Tumbelaka, sosok yang menggemparkan jagad kontes-kontesan ini, di 2018 itu. Bermodal tiket sebagai jawara Putri Kotamobagu 2015, dara yang biasa disapa Enda ini confident ke NNS kala itu.
Ya, karena Kotamobagu-nya itu Brenda menorehkan sejarah. Bagi para kontestan kala itu, keterpilihannya sebetulnya bukan kejutan. Karena lajang kelahiran Manado, 31 Oktober 1997 ini punya banyak kelebihan. Soal penguasaan bahasa asing lebih dari satu, misalnya. Selain cantik, tentunya.
Putri anggota DPRD Bolmong Tony Tumbelaka dan Meifi Mohamad (ASN di Kota Kotamobagu) itu memang mahir bahasa Inggris dan Mandarin. Dia juga dikenal memiliki attitude yang baik, multi talenta, dan cerdas.
Brenda menuturkan, dirinya ikut NNS untuk merepresentasikan ‘hometown’-nya, yakni Kota Kotamobagu di mata publik Sulut. Dia merendah, awalnya ia tak berambisi meraih gelar tertinggi.
“Hanya berusaha mengimplementasikan ilmu yang saya miliki dan melakukan yang terbaik selama karantina,” kata Brenda via percakapan telpon. Dia memang sudah berada di Bali dan tengah merintis usaha di Pulau Dewata itu.
“Saya mencari pengalaman dibarengi dengan berusaha semampunya. Sebab saya yakin apabila kita mengusahakan yang terbaik maka outcome pun baik,” kenangnya.
Pelajaran terbaik yang Brenda dapatkan setelah mengikuti NNS adalah pentingnya menjadi diri sendiri.
Brenda Tumbelaka dengan kuda tungganganya. (foto: Istimewa)
“Jangan meng-copy orang lain. Hanya karena orang lain melakukan suatu hal. Berusahalah jadi diri sendiri,” kata Brenda. Bagi yang sudah mengikuti akun instagramnya, dapat dipantau bahwa penggemar horse–riding ini kerap mengunggah konten hidup sehat.
Ternyata, hal tersebut merupakan tujuan hidupnya. “Tujuan hidup saya adalah menjadi happy dan sehat. Tapi dibalik semua kesenangan dan kesehatan tentu ada kerja keras,” tambah Brenda. Dara 23 tahun ini melanjutkan, menurutnya, kebahagiaan dan tubuh yang sehat tak akan didapatkan apabila kita bergeming.
“Artinya saat ini saya melakukan apa yang saya sukai,” ucapnya lagi. Sang penikmat musik indie dan pop ini berkata, mengaku memiliki finansial yang stabil di usianya yang masih sangat muda, merupakan suatu achievement (pencapaian) terbesar dalam hidupnya.
“Saya memiliki dua perusahaan saat ini. Itu merupakan pencapaian besar bagi saya,” kata sang alumnus SMA Katolik Theodorus Kotamobagu ini. Well, sebuah pencapaian yang mengejutkan.
Di saat gadis seusianya umumnya masih bergantung pada orangtua, Brenda justru menciptakan anomali. Dia kemudian memberikan sedikit tips untuk para milenial yang ada di Sulut, khususnya Kotamobagu.
“Bagi milenial yang ingin memulai hidup sehat, pertama harus mencari tahu alasan mengapa ingin hidup sehat? Bila tidak, akan sulit bagi untuk melakukan rutinitas hidup sehat. Setelah memulai hidup sehat, hasil dari usaha kalian akan terasa. Pada awalnya mungkin sulit, tapi ala bisa karena biasa. Jadikanlah kebiasaan sehari-hari agar terbiasa,” papar Brenda.
Brenda atau Enda dengan gaya sporty. (Foto: istimewa)
Penyandang dua gelar (double–degree), yakni Bachelor of Business Administration di Shih Chien University dan Sarjana Manajemen di Universitas Surabaya itu tengah fokus mengembangkan salah satu bisnisnya: Wear Ramé Bodysuits yang menyasar pada kaum hawa. Inovasi dan kreativitas Brenda dituangkannya dalam bisnis tersebut.
Mengedepankan tema “Body Positivity and Self–Love”, Brenda beserta timnya tak lagi mengidentifikasikan ukuran pakaian yang umum (S, M, L, XL). Mereka menggantinya jadi The Slayer, i aM fabulous, dan beberapa ukuran lainnya.
Mereka juga menyediakan customizable size, dimana customer (pelanggan) memberikan size (ukuran) mereka, dan akan dibuatkan pakaian sesuai size yang dikirim. Mulai dari lingkar dada, lingkar pinggang, lingkar panggul, dan tinggi badan. Hal tersebut merupakan salah satu usaha mereka agar tingkat kepercayaan diri customer semakin meningkat.
“Kami ingin wanita melihat diri mereka dari sisi yang berbeda. Ukuran bukan menjadi tolak ukur kecantikan seorang wanita,” tutup Brenda.
Luar biasa, Brenda. Sukses menaklukan NNS, kini menatap penaklukan Pulau Dewata, bahkan Indonesia! Sangat inspiratif. Bravo. (*/Tribun Manado)