Lensa.News,BOLTIM– Untuk mengantisipasi bencana alam di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim),Tim mitigasi daerah menggelar sosialisai dengan menggandeng Komunitas Muda Jaman Milenial (Komunal) di balai pertemuan umum Kantor Kecamatan Modayag, Selasa (25/6/2019).
Sosialisasi tersebut, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana mengantisipasi bencana.Dengan tema,”Peran Aparat Desa Dan Masyarakat Dalam Meminimalisir Potensi Bahaya Tanah Longsor.” Yang dihadiri Kepala Desa, Masyarakat, Tokoh Pemuda, Camat Modayag Uyun K Pangalima S. Pd. serta Komunal, dan menghadirkan pemateri dari Tim mitigasi BPBD Boltim, Yanto Modeong ST.
Perlu diketahui Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Pada kesempatan itu Kepala Bidang Kesiapsiagaan Pencegahan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Boltim Yanto Modeong ST, Menyampaiakan enam arahan Kepala Negara terkait bencana, sebagai berikut:
“Pertama, berkaitan dengan perencanaan rancangan pembangunan di daerah. Sebagai negara yang berada di dalam garis cincin api, maka setiap rancangan pembangunan hendaknya dilandaskan pada aspek-aspek pengurangan risiko bencana.
Kedua, Presiden Jokowi meminta pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan untuk meneliti, mengkaji, dan menganalisis potensi bencana dan titik-titik mana yang sangat rawan bencana. Hal ini menurutnya juga harus dilakukan secara masif sehingga dapat memprediksi ancaman dan dapat mengantisipasi serta mengurangi dampak bencana.
Ketiga, jajaran di daerah juga dimintanya siaga bila terjadi bencana di wilayahnya sendiri. Saat bencana terjadi di suatu daerah, gubernur harus segera bertindak dengan menjadi komandan satuan tugas darurat untuk melakukan penanganan bencana. Pangdam dan Kapolda kemudian akan membantu kerja komandan satgas darurat itu.
Keempat, Indonesia harus bisa membangun sekaligus merawat sistem peringatan dini yang terpadu. Dengan bantuan para pakar, daerah dan pusat akan mulai menganalisis titik-titik rawan bencana yang membutuhkan kehadiran sistem peringatan tersebut.
Kelima, Presiden menginstruksikan agar segera dilakukan edukasi kebencanaan, terutama di daerah rawan bencana. Edukasi ini bisa dilakukan di masyarakat, di sekolah, maupun lewat pemuka agama.
Keenam, Presiden ingin agar dilakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat secara berkesinambungan sampai ke tingkat paling bawah. Dengan demikian, masyarakat betul-betul siap menghadapi bencana.” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Bolaang Mongondow Raya, Rusmadi mengungkapkan beberapa teknis untuk menanggulangi korban apabila terjadi bencana mulai dari longsor atau gunung meletus.”Memindahkan korban bencana ke tempat lebih aman. Melakukan evakuasi cepat, tepat, cermat dan waspada,”ungkapnya.
Sedangkan, Camat Modayag Uyun K Pangalima Spd. pada kesempatan itu,merkomendasikan agar sosialisasi dilaksankan di setiap desa.”Sosialisasi dilanjutkan oleh sangadi kepada masyarakat, serta segera menetapkan jalur evakuasi lewat pemetaan dari BPBD.Selain itu harus memperhatikan IMB di bantaran sungai serta hutan lindung agar masyarakat mengusulkan ke Musrembang,” singkat Uyun. (**/Tri)