Lensa.News,BOLTIM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) bakal menerapkan program anak asuh, bagi masyarakat di Boltim yang memiliki anak untuk disekolahkan di perguruan tinggi.
Seperti yang dikatakan Bupati Boltim, Sehan Salim Landjar kepada awak media belum lama ini, bahwa tahun ini Pemerintah akan menerapkan program tersebut. “Tahun ini kita coba bukan lagi sebagai beasiswa, bukan sebagai dana hibah, tetapi anak asuh. Sehingga bisa mendanai per semester selama dia kuliah, dan target kami itu selama 8 semester,” kata Bupati Sehan.
Pun, Sehan meminta agar Kepala Desa yang ada di Boltim bisa mendata berapa jumlah mahasiswa yang ada di setiap Desanya. “Setiap Kepala Desa wajib mencatat mahasiswa yang ada, nanti dari Pemkab yang akan klarifikasi lewat Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Boltim, apakah Mahasiswanya layak menerima anak asuh atau tidak,” pungkas Landjar.
Karena menurut Landjar, yang berhak menerima program anak asuh ini adalah masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Meski, warga tersebut memiliki perkebunan cengkeh. “Karena cengkeh itu tidak tiap saat panen, tetapi bertahun-tahun baru kemudian panen. Jangan, nanti ketika anaknya mau kuliah terus tidak punya biaya, maka dijualah kebun cengkehnya, sehingga angka kemiskinan bertambah. Jadi bagi mahasiswa yang orang tuanya mampu, tidak perlu mendapat anak asuh,” ujar Landjar.
Dikatakan pula Landjar, bahwa jumlah target Pemkab untuk anak asuh itu diambil dari angka minimal yakni 1000 mahasiswa, apabila lebih tidak apa-apa. “Jika lebih tidak apa-apa, yang penting memenuhi syarat anak-anak. Jadi patokan itu angka minimal. Tiap tahun itu aakan dianggarkan. Selam saya masih Bupati, akan dianggarkan,” tukasnya.
Pun, Bupati dua periode ini berharap agar masyarakat Boltim yang mempunyai anak kuliah, lebih baik melapor ke Pemerintah Desa, jangan lagi nanti tunggu Kepala Desa yang datang. “Nanti setelah sudah ada data di Kepala Desa, kemudian mahasiswanya membuat proposal dan nanti Pemkab akan melihat apakah berhak atau tidak,” jelas Sehan.
Pun, menurut Landjar, multiplayer efek dari anak-anak yang berpendidikan ini sangat berpengaruh serta bermanfaat bagi perkembangan daerah. “Jika rata-rata generasi muda di Boltim, semuanya itu berpendidikan Sarjana, tentu bisa bermanfaat bagi daerah sendiri,” terangnya.
(Tri)