Lensa.News, KOTAMOBAGU — Berdasarkan data dimana pada 2017 lalu, wilayah tersebut sempat terdampak banjir dan longsor sebanyak Tiga kali. Sedangkan tahun lalu, sempat terjadi Satu kali bencana banjir yang menghayutkan satu korban jiwa.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Budy Prayitno daerah tersebut merupakan titik paling rawan bencana banjir dan longsor.
“Kami sudah petakan tiga wilayah itu untuk menjadi fokus dalam penanganan dan pencegahan bencana tersebut,” kata Budy
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kotamobagu memetakan Tiga titik rawan bencana di Kotamobagu. Wilayah tersebut yakni, Kecamatan Kotamobagu Timur, Selatan dan Barat.
“Dua tahun lalu banjir dan longsor memang terjadi sebanyak 3 kali namun tidak memakan korban, tetapi dampak kerugian materi cukup besar, sedangkan tahun lalu itu terjadi 1 kali banjir yang memakan satu korban jiwa serta beberapa pemukiman warga yang terdampak bencana itu,” ungkap Budy
Pihaknya sudah melakukan pembuatan talud serta bendungan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
“Pembuatan talud untuk dinding sungai, itu ada dua titik rawan yaitu kelurahan Matali dan Kotobangon. Ada dua kriteria yang dibangun, yang pertama pasca bencana apabila dititik itu banjir, maka kami buatkan bendungan atau talud. Dan yang kedua yaitu pemantauan titik rawan untuk mengantisipasi jangan sampai ada potensi banjir dan longsor,” jelasnya
Dirinya juga mengimabau Masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman bencana tersebut, apalagi saat memasuki musim penghujan.
“Kami juga selalu standby dan tanggap, tentunya dukungan juga dari masyarakat untuk tidak sembarang membuang sampah di sungai agar tidak menjadi pemicu meluapnya air sungai yang menyebabkan kebanjiran,” tutup Budy.
(Ikbal)