Lensa.news, BOLMONG – Sebagian warga di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dibuat khawatir dengan adanya rencana pencabutan gas Elpiji 3 Kilogram. Pasalnya, gas elpiji ini adalah salah satu kebutuhan penting.
Kepala Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong Tonny Tolikara mengatakan, pihaknya masih menanti jumlah kuota dari provinsi dan terkait pencabutan subsidi ini masih menunggu keputusan resmi.
“Kita dapat tambahan kuota saat natal dan tahun baru lalu, makanya kita masih menunggu hasilnya, untuk pencabutan subsidi ini kita lihat saja nanti ini baru sebatas wacana” jelasnya.
Oyong Mamonto salah satu warga Kecamatan Lolak mengatakan, dengan naiknya harga elpiji maka secara otomatis bertambah pula beban kebutuhan masyarakat. “Baru saja BPJS naik, kini elpiji naik lagi, ini bikin tambah susah,” kata dia. Ia mengaku sulit berpaling dari gas. Minyak tanah mahal dan terbatas. Kayu api sulit dicari. “Solusinya batasi pengeluaran,” ucapnya.
Harjodo Damogalag juga mengatakan halbyang demikian, malah dirinya mengaku, dengan harga yang sekarang saja kami kadang susah mendapatkan gas apalgi nanti jika harga elpiji naik jadi 36 ribu per kilogram. “Sekarang saja sudah sulit, harga-harga naik semua, apalagi ditambah harga elpiji naik matilah kami,” katanya.
(*/Iqh)