Editor: Sumantri Ismail
Lensa POLITIK — Setelah Yasti S Mokoagow menjadi Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Aditya Anugerah Moha (ADM) terjerat kasus suap atas kasus yang menimpa Ibundanya, kini kursi di DPR RI sudah tidak lagi memiliki anggota legislatif dari Bolmong Raya (BMR).
Tentu, hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan di BMR. Di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 nanti, tercuat nama-nama dari BMR yang bakal maju untuk memperebutkan kursi di DPR RI. Seperti, Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Herson Mayulu (H2M) dan Anggota DPD RI Benny Ramdhani.
Menurut pengamat politik di BMR Muhammad Jabir, peluang putera-puteri BMR untuk memiliki kursi di DPR RI masih terbuka.
“Peluang itu terbuka, sebab ada H2M yang masif mlakukan sosialisasi di Sulut terutama BMR, ada Beny Ramdhani, dan tidak menutup kemungkinan kandidat yang kalah di pertarungan Pilwako Kotamobagu nanti, akan turut serta meramaikan pertarungan Pileg 2019 nanti,” kata Jabir kepada lensa.news, Kamis (28/12/17).
Dikatakan Jabir, putera BMR berpeluang ke DPR RI karena faktor dari Yasti dan ADM yang mendulang suara terbesar di BMR. “Tentu suara yang mendukung mereka berdua itu juga yang akan maksimal ke Putra BMR di Pileg nanti,” ujarnya.
Namun Jabir mengkhawatirkan jika Pileg 2019 nanti banyak timbul nama-nama tokoh politik BMR yang maju sehingga bisa saling mengganggu.
“Bisa jadi timbul masalah, jika tokoh Politik BMR terlalu banyak yang turun arena di 2019,sehingga bisa saling ganggu,” ujarnya.
Sementara itu, Salah satu petinggi DPP Hanura, Benny Rhamdani enggan berkomentar terkait hal tersebut. Ia mengaku, masih fokus menuntaskan pekerjaan di DPD RI. “Saya belum berpikir sampai ke situ (DPR-RI). Nanti dilihat perkembangannya ke depan. Namun, kalau masyarakat yang menginginkan kenapa tidak,” katanya.(Tri)