KOTAMOBAGU — Kontroversi pasca pentas dan diunggahnya vidio teater Pingkan Matindas: Bintang Cahaya Minahasa yang disutradarai Achi Breyvi Talanggai di beberapa kanal, selama dua hari terakhir terus mengalirkan sikap geram bagi warga BMR.
Namun ada juga yang solutif dan memberikan perspektif lain (seperti tulisan anak muda penulis, penggiat dan pemerhati budaya Islam BMR yang tengah menyelesaikan Doktoralnya di Jawa, Donald Tungkagi).
Ketua Bapemperda DPRD Kota Kotamobagu, Anugrah Begie Gobel (ABG) kemudian urun rembuk dengan caranya.
Sebagai jurnalis non aktif, ABG melakukan diskusi via aplikasi WhatsApp dengan penulis dan pemerhati budaya BMR, yang pernah terlibat di beberapa seminar dan media wacana lain soal budaya BMR, sekaligus pemerhati teater di Sulut yang juga salah satu guru jurnalistiknya, Reiner Emyot Ointoe.
Berikut petikannya, seperti dibagikan ABG kepada Lensanews.
ABG: Selaku pemerhati budaya BMR sekaligus teater, Bang Reiner pasti mengikuti komentar pasca pementasan teater Pingkan Matindas: Cahaya Bidadari Minahasa. Atmosfernya panas nih Bang. Bisa dapat komentar, siapa tahu dari perspektif lain?
Reiner: Fiksi jangan diadili. Fiksi harus dilawan dengan fiksi.
ABG: Bisa lebih detail dipaparkan?
Reiner: Begie, mediasi “prahara budaya” ini, di ranah kesenian dan sastra. Untuk kebangkitan kebudayaan BMR jadi “pengadilan teater” ini sebagai self criticism budaya BMR. Jangan diseret ke ranah politik hukum. Kontrak produktif dan melelahkan tanpa ada yang merasa “dimenangkan” atas kasus fiksi ini. Ini sama persis dalam pengadilan sastra (imajinasi) HB Jassin atas cerpen “Langit Makin Mendung” Ki Panji Kusmin. Untuk fiksi Loloda versi Taulu yang ditafsir Achi memang miskin metafora estetik. Tapi, secara fakta historis Loloda justru menaklukkan Minahasa sampai Sangir. Buktinya: klan Mokodompis di Tomohon dan Damopolii di Tonsea. Pontoh Raja di Siau, raja Ferdinan Mokodompis di Manganitu serta Manopo di Tahuna. Fakta historis Loloda tak pernah kawin dengan putri Minahasa. Tokoh Pingkan sendiri hanya mitos dan legenda. Nanti dibantah dengan fakta historis bagaimana Loloda Datu Binangkang menaklukan Minahasa tanpa pertumpahan darah hingga dia bisa jadi Raja Manado Bobentehu.
ABG: Dari beragam komentar yang ada, yang mana yang jadi comment catching Abang?
Reiner: Tulisan Tyo Mokoagow di FB bagus, tapi gampang mengevaluasi kritik fiksi.
ABG: Begitu banyak amarah yang diserukan warga BMR, dari elit hingga jelata, bagaimana Abang memandang ini?
Reiner: Banyak tuna budaya mendadak jadi pembela yang ignorance (sembari mengetik emoticon orang muntah dan mengirim capture pernyataan para elit). (cag/vil)
Singkatan dan Istilah yang Digunakan
BMR: Bolaang Mongondow Raya; Bapemperda: Badan Pembentukan Peraturan Daerah; Fiksi: Cerita atau latar belakang dari imajinasi; Prahara Budaya: Keributan kebudayaan; Imajinasi; Daya pikir membayangkan; Ignorance: Ketidakpedulian; FB: Facebook; Capture: Menangkap.