Sekarang lagi booming kata “Cuan, cuan, cuan”. Apa sih cuan itu?
Melansir cakap.com, cuan merupakan kata yang diserap dari bahasa Hokkien yang memiliki arti untung. Cuan awalnya digunakan oleh orang Hokkien ketika suatu keadaan sedang berpihak padanya. Bahasa Hokkien merupakan salah satu cabang bahasa di Taiwan tepatnya di Provinsi Fujian. Pada zaman dahulu, orang Hokkian banyak yang merantau ke berbagai negara salah satunya Indonesia. Istilah cuan di Indonesia karena telah terjadi akulturasi budaya dari orang Hokkian di Indonesia.
Belakangan ini, kata cuan lebih sering digunakan sebab kaum muda, kebanyakan tertarik dengan investasi saham. Entah saham gorengan (saham berkualitas buruk dan berisiko tinggi namun keuntungan yang diraup biasanya besar) maupun saham blue chip (saham papan atas, angka kapitalisasi pasar sudah sangat besar dan stabil, jauh lebih aman daripada saham-saham gorengan).
Bagi yang tertarik investasi saham, skuy, simak Lensa Tips kali ini.
1. Motivasi dan Rencana Harus Jelas
Apa sih motivasi kita untuk berinvestasi saham? Memperoleh tambahan penghasilan, ingin uang bertambah tanpa termakan inflasi, dana pensiun di hari tua? Atau melipatgandakan uang dalam jumlah besar? Hal itu harus dipikirkan baik-baik. Lalu apakah kedepannya “cuan” dari investasi tersebut akan digunakan untuk hal apa, tentu harus terstruktur rapi, dong. Gak mau kan, “cuan” puluhan juta hanya habis untuk hura-hura? Motivasi dan rencana harus jelas, jangan nge-blur seperti hubungan yang digantung.
2. Ilmu Dulu, Baru Amal
Banyak yang turun perang tanpa amunisi. Kok? Iya! Langsung buka akun sekuritas, beli saham ini itu, pas rugi malah menyalahkan kegiatan investasi nya. “Jangan begitu, Ferguso.”
Ilmu diperbanyak dulu, lalu amalkan. Knowledge before act. Jangan buru-buru ingin “cuan”, setelah itu malah rugi.
3. Background Checking Perusahaan
Nah, ini dia nih yang terkadang membuat seseorang bisa rugi besar. Membeli saham perusahaan yang tak pernah kamu dengar dan tak begitu terkenal memang tidak ada salahnya. Apalagi kalau harganya murah meriah seperti kembang gula. Waduh, auto beli tuh! Tapi guys, jangan lupa untuk melakukan riset singkat, dari google kek, dari artikel majalah kek, ya pokoknya lakukan background checking lah. Kalau serius, kalian bahkan bisa mengecek langsung laporan keuangan suatu perusahaan, dan itu terbuka untuk umum, langsung kunjungi situs www.idx.co.id, kemudian pilih PERUSAHAAN TERCATAT, klik LAPORAN KEUANGAN & TAHUNAN. Tinggal ketik nama perusahaan, tadaa! Silahkan dinilai, worth it atau tidak.
4. Inves Sekali-Sekali? Please, don’t…
“Ah, nanti aja invesnya, kan bisa kapan-kapan. Yang penting udah pernah…” Don’t ever! Jangan pernah melakukan investasi sekali-sekali. Ya kalau investasinya sekali-sekali, “cuan”nya juga sekali-sekali, dong. Investasi harus rutin, sebab berinvestasi saham dapat memberikan imbal hasil yang sangat besar, dengan catatan:
“Dilakukan dengan strategi yang benar, disiplin tinggi, dan sabar.”
So, jangan harapkan “cuan” segunung kalau investasinya hanya seupil, hehehe.
5. Jangan Gunakan Dana “Jangka Pendek”
Misalnya nih, kalian punya 10 juta. 5 juta untuk biaya bulanan (termasuk jajan-jajan) dan 2 juta untuk dana darurat. Di tangan kalian masih ada sisa 3 juta untuk investasi saham. Fix, silahkan diinvestasikan ke saham. Tapi lain halnya kalau di tangan kalian ada 10 juta, 8 juta untuk biaya bulanan sampai listrik dan air, 2 juta dana darurat. Fix, jangan invest! Jangan gunakan dana jangka pendek hanya demi “cuan”, sebab takkan ada yang menjamin untung ruginya suatu perusahaan.
Kalau kru Lensa sih, mending perut diisi dulu, kalau sudah ada dana lebih, baru berkuda demi “cuan”!
Banyak hal yang harus diperhatikan. Tapi nanti, di Lensa Tips edisi selanjutnya. (Tng)