KOTAMOBAGU – Siapa tak kenal kue putu? Kue sebesar lilin pendek ini sekilas sederhana, namun enak. Nah bicara penjaja kue putu, Mas Yono adalah salah satu yang terkenal di Kotamobagu.
Harga kue putu yang dijual Mas Yono memang “ramah” di kantong segala kalangan. Tapi keuntungan yang dia dapatkan sungguh tak main-main. Kue putu jualannya pun hampir selalu ludes dalam waktu singkat.
Seribu rupiah per kue sepintas terasa murah. Tapi bila satu orang membeli 10, sudah 10 ribu masuk ke kantong Mas Yono. Lima pembeli, sudah 50 ribu. Kue yang dijajakan dengan bunyi khas ketel uap ini memang tak afdhol kalau hanya dibeli lima buah, apalagi satu.
Keuntungannya? “Kalau dalam satu hari itu saya bisa dapet lima juta. Itupun kalau saya jualannya agak larut, habis Maghrib begitu ya untungnya ga sebesar kalau saya jualan selepas Ashar,” kata Mas Yono.
Menurut pria asal Jawa Tengah ini, keuntungan yang ditangguk, diputar lagi untuk membeli bahan antara lain beras, gula aren, dan kelapa. Separuh lagi dikirim buat istri dan anak-anak. “Alhamdulillah kalau untuk saya pribadi itu sudah lebih dari cukup,” ucap Mas Yono.
Lantas, darimana pelanggan tetap sang perantau sejak 15 tahun ini? Mas Yono mengaku, para pegawai kantor KPP Pratama Kotamobagu sudah menjadi langganan tetap sejak dua tahun lalu.
“Keluar rumah itu biasanya saya langsung ke Jalur Dua, Kantor Pajak. Soalnya selalu diminta sama mereka, sudah langganan juga kan, makanya tiap sore saya absen ke situ dulu,” imbuhnya disertai tawa riang.
Niat membuka kios kecil? Mas Yono langsung menggelengkan kepalanya. Dia beralasan, para pelanggannya belum tentu bisa dikabari satu per satu. “Lebih baik begini, kios berjalan. Saya lewat, orang panggil. Kadang-kadang lagi ngisi bensin di warung, pemiliknya beli putu. Jadi bensinnya barter sama putu,” tutup Mas Yono. (Tng/cag)