KOTAMOBAGU – Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui kaitan golongan darah dengan tingkat risiko jika terpapar virus corona. Sebuah studi mengungkapkan bahwa gen yang terkait dengan golongan darah tertentu memengaruhi tingkat keparahan infeksi pada pasien Covid-19.
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, para peneliti menemukan hubungan antara golongan darah dengan Covid-19, menggunakan studi asosiasi genom-lebar (genome wide association study/GWAS).
Para ilmuwan melihat perubahan huruf tunggal pada banyak gen dalam populasi besar sehingga bisa ditentukan varian gen yang berkaitan dengan risiko penyakit.
Dalam studi yang telah dipublikasikan jurnal New England Journal of Medicine ini, peneliti mengidentifikasi dua wilayah dalam genom, yang varian genetik dikaitkan dengan kasus infeksi corona yang parah dan risiko kematian lebih tinggi. Salah satu wilayah yang diteliti merupakan gen yang menentukan jenis darah.
Golongan darah A
Studi teraktual dari China menemukan orang dengan golongan darah A cenderung lebih rentan terhadap virus corona.
Para peneliti mempelajari Covid-19 di Kota Wuhan dan Shenzhen. Hasilnya, menemukan proporsi pasien golongan darah A yang terinfeksi dan meninggal karena penyakit Covid-19 secara signifikan lebih tinggi.
Peneliti membandingkan golongan tersebut dengan kelompok yang memiliki golongan darah sama pada masyarakat umum.
“Orang-orang dengan golongan darah A perlu memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi,” tulis para peneliti dari Centre for Evidence-Based and Translational Medicine, Wuhan.
Penelitian yang dipimpin Wang Xinghuan itu disebut sebagai studi awal dan masih diperlukan studi lain untuk mengembangkan temuan ini.
Studi yang dipublikasikan di Medrxiv.org membandingkan jenis darah dari 2.173 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Wuhan dan Shenzhen, dengan lebih dari 3.694 penduduk dalam kondisi sehat di wilayah yang sama.
Sebanyak 31,16 persen penduduk Wuhan memiliki golongan darah A, dan sebesar 37,75 persen pasien virus corona yang disurvei di Jinyintan Hospital, Wuhan, mempunyai golongan darah yang sama.
Selain itu, studi mengungkapkan dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19, sebanyak 85 orang atau 41,26 persen mempunyai golongan darah A.
Golongan darah AB
Penelitian di China meneliti golongan darah dari 2.173 orang yang telah didiagnosis dengan Covid-19, dibandingkan dengan golongan darah dari populasi umum di wilayah tersebut.
Pada populasi normal, ditemukan tipe darah A sebesar 31 persen, tipe darah B sebesar 24 persen, tipe darah AB sebesar 9 persen, dan tipe darah O sebesar 34 persen.
Pada kelompok yang terinfeksi corona, golongan darah A sebesar 38 persen, golongan darah B sebesar 26 persen, golongan darah AB sebesar 10 persen, dan golongan darah O sebesar 25 persen.
Adapun hubungan golongan darah dengan penyakit lain, ditemukan bahwa golongan darah AB secara umum berisiko terhadap gangguan kognitif dan risiko stroke.
Golongan darah O
Sementara itu, sebuah studi di Annals of Inernal Medicine menyebutkn orang dengan golongan darah O atau Rh-negatif mempunyai risiko lebih rendah tertular virus corona.
Mengutip Reuters, (28/11-2020), penelitian dilakukan dengan melibatkan 225.556 orang di Kanada yang menjalani tes virus corona.
Hasilnya, orang dengan golongan darah O berpotensi terkena infeksi 12 persen lebih rendah dari golongan darah lainnya.
Orang bergolongan darah O juga berpeluang 13 persen lebih rendah meninggal karena Covid-19.
Penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada Dr Joel Ray mengatakan, orang-orang dalam kelompok golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus corona jenis baru ini.
“Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi yang ada pada golongan darah itu, dan apakah betul golongan darah O memiliki efek perlindungan atau tidak,” kata Ray.
Meski demikian, ditegaskan orang dengan risiko rendah bukan berarti kebal dan menjadi abai. (cag/kompas.com)