Rep: Irwin Mokoagow | Red: Cadavi Lasena
BOLMONG — Pada pria, vasektomi menjadi sela satu metode kontrasepsi. Di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), prosedur ini masih kurang diminati masyarakat.
Bahkan, menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bolmong, I Ketut Kolak, dibanding vasektomi, masyarakat lebih gemar menggunakan alat kontrasepsi kondom.
“Mungkin karena banyak pilihan metode untuk menekan angka pertumbuhan penduduk agar tidak membludak, sehingga pasangan suami istri lebih memilih metode yang dianggap mudah. Seperti pil KB, implan, KB suntik dan kondom,” katanya.
I Ketut menuturkan, penyuluhan metode kontrasepsi vasektomi sudah dilakukan. Namun, alasan beberapa faktor, mengakibatkan masyarakat lebih memilih metode lain.
“Kami masih kekurangan tenaga penyuluh untuk vasektomi, jelas ini menjadi faktor penentu kenapa vasektomi kurang diminati. Kalau Metode Operasi Wanita atau MOW, masih mending peminatnya,” ungkapnya.
I Ketut menjelaskan, masyarakat banyak menganggap vasektomi sama dengan kebiri. Padahal, itu dua metode berbeda.
“Metode kebiri dengan vasektomi itu berbeda. Ada misinterpretasi di masyarakat tentang itu. Vasektomi adalah memutus jalur sperma pada pria dengan dua metode yakni operasi potong dan juga klem. Tapi untuk operasi klem, dapat dibuka lagi jalur spermanya. Kalau kebiri itu proses penyuntikan untuk menurunkan hasrat libido pada seseorang,” jelasnya.
Pada metode kontrasepsi vasektomi, kata I Ketut, diterapkan pada pria dengan usia 30 tahun ke atas.
“Idealnya juga anak minimal dua,” tandasnya.