MANADO – Hujan tanpa henti yang mengguyur Manado, Sabtu (16/1), membuat ibukota provinsi ini dikepung banjir dan tanah longsor.
Air setinggi lutut di Ketang Baru (Foto: Istimewa/tangkapan layar).
Di kawasan bantaran sungai di Manado bagian Utara, yang sejak dulu dikenal langganan banjir, air setinggi lutut ke atas. Misalnya terpantau di Lingkungan IV dekat kantor Lurah Ketang Baru. Begitupun di pondok pesantren (Ponpes As Salam), Mahawu.
Korban tewas baru diangkat dari longsor di Perkamil (Foto: istimewa)
Sementara itu, yang lebih mengenaskan, di Perkamil dari kabar terakhir, telah jatuh korban tiga orang ditemukan tewas oleh terjangan longsor.
Air setinggi paha orang dewasa di Malalayang (Foto: Lensa.news)
Kondisi yang sama juga terjadi bagian Selatan. Akses jalan menuju ke dan keluar dari Manado, tepatnya di Tugu Boboca, jalan Trans Sulawesi di Malalayang macet total akibat air tergenang setinggi paha orang dewasa. Sudah begitu, air laut pasang memperparah keadaan.
Longsor di dekat jembatan Tateli (Foto: istimewa)
Apalagi sejak petang, longsor dekat jembatan Tateli, Kabupaten Minahasa, membuat arus lalu lintas makin sulit bergerak. “Sudah lima jam kami tertahan sejak dari Malalayang. Ini alat berat sudah dikerahkan menuju lokasi longsor,” kata Sri Rahayu Monoarfa yang berencana kembali ke Kotamobagu. (*)