Catatan | Anugrah Begie Gobel*
Jagad dunia maya, dunia nyata, hingga dunia politik Sulut, bahkan tanah air awal pekan ini berguncang oleh peristiwa ‘wiper-gate’ di Tumatangtang, Tomohon. (Boleh lah ‘wiper-gate’ ini dianggap plesetan dari Watergate nan legendaris yang mementalkan Presiden AS Richard Nixon, sebaliknya membuat dua jurnalis investigatornya, Carl Bernstein dan Ben Woodward dihadiahi award Pullitzer, penghargaan tertinggi untuk jurnalis kelas dunia.)
Media cetak, daring –bahkan sekelas KOMPAS.com dan detik.com— hingga infotainment dan media sosial (medsos) kerapkali memberitakan, sampai ditaraf ‘kolokog‘. Di aplikasi WhatsApp, video ‘wiper-gate’ dari beberapa angle (sudut pandang) berulang diputar.
Sang public enemy –dari tiga ‘pelaku’ utama ‘wiper-gate’: Angelica (Angel) Sepang dan James Arthur Kojongian (JAK) untuk tokoh antagonis, dan Michaela Elsiana Paruntu (MEP)– yakni Angel di-bully dan di-meme di medsos. Sang aktor antagonis, JAK juga sudah diberi sanksi oleh partai politiknya.
BACA JUGA: Waduh, Golkar Sulut ‘Eksekusi’ JAK!
Sebagai pesohor karena JAK adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulut dan keluarga Paruntu adalah trah politik yang punya nama besar dan harum di Minsel dan Sulut, konsolidasi internal (keluarga) bergegas dilakukan.
Di laman ManadoPost.id dan aksaranews.com, JAK yang juga seorang Penatua ini sudah menyampaikan permintaan maaf. Maaf kepada istrinya, MEP, pula kepada seluruh masyarakat Sulut dan Indonesia serta berjanji akan memperbaiki –meminjam pernyataan JAK lewat chat WhatsApp kepada jurnalis– tragedi, yang telah terjadi.
Sebagai istri setia dan ingin mempertahankan keutuhan rumah tangganya, sebagaimana beberapa potongan pernyataan yang diunggah ke medsos, MEP sudah memaafkan JAK.
BACA JUGA: Menerka Karir Politik JAK ke Depan
Siapa sesungguhnya MEP? Perempuan cantik yang biasa disapa Micha ini dikenal sebagai profil perempuan milenial: karir bagus dan punya segudang prestasi pada skala Sulut.
Adik kandung Bupati Minsel dan Ketua Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu (CEP) ini adalah seorang dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Micha yang lahir di Nottingham, Inggris, kotanya Robinhood ini, di awal milenium baru, tepatnya 2002, menyabet gelar Noni Sulut. Noni adalah jawara dari kontes Nyong-Noni Sulut —runner up disemati gelar Wakil I dan seterusnya– kontes para ‘malaikat’ (angel, dalam bahasa Inggris, Red) rupawan, berintelegensia, dan berbakat tertingi di bumi Nyiur Melambai.
Selain itu Micha aktif di berbagai organisasi sosial maupun keagamaan. Putri ketiga pasangan Prof Dr Ir Jopie Paruntu MSc –almarhum, mantan Rektor Unsrat dan anggota DPRD Provinsi Sulut– dan Jenny Johana Tumbuan –pimpinan DPRD Minsel tiga periode, masih aktif– ini giat di organisasi sosial kemasyarakatan antaranya Palang Merah Indonesia (PMI), Pramuka Minsel, serta Toar Lumimuut, organisasi para mantan kontestan Waraney-Wulan Minahasa dan Minsel serta Nyong-Noni Sulut.
Di lingkup organisasi keagamaan dan pelayanan, Penatua Remaja Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) itu pernah memimpin remaja GMIM Imanuel Ranowangko, Penatua Kolom 11 GMIM Imanuel Ranowangko dan ketua panitia berbagai even besar keagamaan di lingkup GMIM.
Pada kontestasi Pemilukada 2020 lalu, Micha mencalonkan diri sebagai Bupati Minsel, namun gagal. Sebagai aktivis yang sangat sibuk, dia adalah ‘malaikat’ pembagi waktu. Micha mengaku tetap mampu memenej waktu antara aktivitas pekerjaan, keluarga, dan pelayanan.
Dalam pusaran kesibukannya, Keke kelahiran 1 Oktober 1982 itu acap menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengan suami dan anaknya. Karena sang suami, JAK, juga super sibuk.
“Saya dan suami bisa ke Jakarta atau Surabaya hanya untuk makan. Dia suka sekali makan. Makanan berat seperti Chinese food. Pokoknya makanan yang tak ada di sini,” beber Micha, sebagaimana dikutip dari tribunmanado.co.id. Kalau pun hanya di Manado, lanjut sang dokter ini lagi, paling nonton bareng.
“Namun itu tadi, makan jadi quality time untuk kami,” kata Micha yang rutin menjaga kebugaran tubuh dengan masuk gym. Maka banyak yang meradang tatkala si “Angel” Minsel itu ‘sukses’ menjalankan misi ‘OTT’ JAK dengan Angel asal Tomohon, lewat video viral ‘wiper-gate’ tersebut.
Simpati mengalir dari mana saja, termasuk CEP, kakaknya, dan ketua partai suaminya, JAK. Dalam unggahan Facebook yang diduga milik CEP, Micha mendapat ‘vitamin’ dukungan dari sang kakak.
Pada Senin 25 Januari, sehari sesudah meledaknya ‘wiper-gate’, akun Facebook CEP mengunggah foto saat Micha dinobatkan sebagai Noni Sulut tahun 2002 dan menuliskan caption: “You are smart, clever and beautiful MEP (Micha). Noni Sulut 2002. Proud of you. Stay strong and be faithful.”
Namun, tak berapa lama sesudah ‘wiper-gate’ meledak, Micha dan JAK dikabarkan rukun kembali. Sikap sebagai pelayan keagamaan telah menempanya menjadi bijaksana dan pemaaf.
“Tidak membalas orang yang telah meludahi wajahnya dengan kebencian tapi dengan pengampunan. Tuhan memberkati hatimu, pelayanamu, dan pekerjaanmu,” unggah salah satu akun di medsos.
Sebagai perempuan dan sebagai seorang istri, apalagi ‘menangkap basah’ suaminya, Micha pasti terluka. Apalagi ‘wiper-gate’ terlanjur viral. Namun dia mencoba mengeyahkan itu untuk kepentingan yang lebih besar alih-alih egonya, yakni keluarganya.
Olehnya, dengan kecantikan ragawi, prestasi, pengabdian pada masyarakat dan agamanya, family woman, dan sifat pemaaf, pantaslah jika Micha atau MEP dilabeli juluk ‘Angel‘ atau malaikat.
Yes, MEP, you’re the real Angel!
*) Anggota DPRD Kota Kotamobagu dan jurnalis non aktif, dari berbagai sumber.