KOTAMOBAGU – Jika harga beberapa Bahan Pokok (Bapok) di Kota Kotamobagu tidak mengalami perubahan signifikan sejak awal tahun 2020, maka salah satu komoditi ‘wajib’ bagi orang Sulut, termasuk BMR, yakni cabai (rica) justru terus melonjak. Hanya dalam kurun waktu seminggu sejak 20-an Februari, harga cabai terus menaik. Lebe hari lebe ‘pidis‘ (makin hari, makin pedas, Red).
Salah seorang pedagang di bilangan antara Pasar 23 Maret dan kompleks Kantor Pegadaian, kelurahan Gogagoman, Kotamobagu Barat, Asni Mokodompit mengucap banyak keluhan pembeli terhadap mahalnya harga cabai ini. Menurutnya, tak sedikit yang indekost di kawasan tempatnya berjualan. Mereka pun kerap belanja bahan pokok dengan harga murah.
“Ketika mereka mau beli cabai dengan harga Rp. 5 ribu, sekarang yang mereka dapatkan hanya sedikit. Maka mereka pun hanya bisa bersungut,” kata nenek seorang cucu ini.
Asni mengungkap, agar para pelanggan diringankan dengan harga cabai yang melonjak, dia pun terpaksa ‘putar otak’. Maka ditawarkanlah harga ‘paket’ yang bisa dipilih oleh pembeli.
“Biasanya Rp. 10-15 ribu saya berikan bawang merah, bawang putih, dan batang bawang yang cukup untuk masak sekali dua kali. Boleh juga Rp. 20 ribu, saya kasih bonus tomat,” ucap Asni.
Menurutnya, cabai yang dia dapatkan dari pemasok mencapai Rp. 95 ribu/kg. Harga tersebut memang cukup tinggi dibandingkan dengan awal Februari lalu, dimana harga cabai masih menyentuh angka Rp. 65 ribu/kg.
Namun hal itu bukan menjadi masalah, sebab kata Asni, kenaikan harga cabai tersebut berskala nasional, bukan hanya Kotamobagu. (Bob/*)