KOTAMOBAGU—Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) merupakan tumpuan ekonomi kerakyatan di daerah. Oleh sebab itu demi mendorong UMKM perlu adanya integrasi digitalisasi dalam memajukan sektor ekonomi di Kotamobagu. Sebab para pelaku UMKM-lah yang menjadi penggerak ekonomi ditengah gempuran dampak pandemi covid-19.
Menyatukan konsep UMKM dengan kondisi perkembangan teknologi yang semakin pesat, tentu memberikan peluang bagi semua kalangan ekonomi. Tak hanya untuk industri besar saja, melainkan juga bagi kalangan Industri Kecil dan Menengah. Jika dulu mengirimkan barang ke luar, baik secara domestik maupun keluar negeri, industri tersebut harus memiliki jejaring pasar atau wadah untuk merealisasikan hal tersebut.
Menurut Fadil Maengkom, Local coordinator Students for liberty (SFL) yang merupakan organisasi nirlaba berpusat di Virginia, Amerika Serikat, mengatakan dengan adanya e-commerce dan dukungan teknologi, semua industri memiliki starting point yang sama untuk menjalankan bisnisnya di era revolusi industri 4.0.
Baginya, keseriusan pemerintah untuk mendorong UMKM yang berbasis go-digital adalah suatu angin segar dikarenakan bicara tentang pasar. “Diharapkan dengan adanya UMKM Go-digital akan membuka dimensi pasar yang semakin luas,” jelas Fadil.
Akan tetapi lanjutnya, pemerintah harus melakukan atisipasi ketika pasar yang semakin luas akan memicu kompetisi yang semakin ketat. “Bukan hanya dari segi harga melainkan juga dari segi kualitas,” terangnya.
Agar tidak bias, sangat dibutuhkan kebijakan yang serius agar produk UMKM memang betul-betul bisa bersaing. Beberapa infrastruktur penunjang harus dimanfaatkan, salah satunya adalah fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal tersebut sangat mampu mendorong usaha untuk modal bagi UMKM.
“Selain KUR, pengembangan inovasi produk bagi UMKM sangatlah penting. Untuk itulah pelatihan-pelatihan inovatif mulai dari cara membranding hingga pemasaran merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan agar produk UMKM lokal mampu bersaing di pasar yang luas,” Tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Diperindagkop UKM), melalui Kabid Koperasi dan UKM, Disdagkop-UKM Kotamobagu, Meiva Najoan saat dimintai tanggapanya mengatakan, percepatan pengintegrasian Digitalisasi UMKM di Kotamobagu kini terus diupayakan. Menurutnya, banyak pelaku UMKM kini telah merambah usaha ke dunia berbasis online. Bahkan banyakya pelaku bisnisnya membuat E-Commerce berbasis lokal di Kotamobagu yang mampu bersaing dengan pasar nasional.
“Sudah banyak pelaku UMKM memanfaatkan media sosial dan internet, ini sebagai bukti para pelaku usaha sudah jeli melihat peluang dan kondisi pasar saat ini,” terangnya.
Meski demikian, menjadi tantangan bagi para pelaku industri UMKM adalah masih banyak yang belum mampu mengoperasikan perangkat pendukung berbasis digital. ”Tantantangnya ada di situ. Salah satu alternatifnya dengan memberikan pelatihan dan edukasi soal menciptakan inovasi,” ujarnya.
Namun menurut Meiva, ditengah kondisi pandemi saat ini, sejumlah program bantuan pemerintah melalui dana stimulan diberikan kepada pelaku UMKM, sebagai bentuk upaya bantuan pemerintah. Seperti, subsidi bunga kredit, penempatan dana pada bank umum untuk pembiayaan UMKM dan penjaminan modal kerja bagi UMKM.
“Berikut, keringanan pajak, pembiayaan modal kerja bagi koperasi melalui LPDB, banpres produktif bagi usaha mikro yang belum bankable,” ujarnya.(And)