KOTAMOBAGU–Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XVII Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo) sukses menggelar Festival Kabela bertajuk Ekspresi Budaya dalam Balutan Kabela.
Kegiatan yang digagas BPK XVII SulutGo bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Kotamobagu itu berlangsung di Alun-alun Boki Hontinimbang pada Sabtu (31/8) malam.
Festival Kabela dibuka langsung oleh Sekretaris Kota Kotamobagu Sofyan Mokoginta.
“Saya atas nama pribadi dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Kotamobagu menyampaikan penghargaan, apresiasi yang tinggi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Balai Pestarian Kebudayaan wilayah XVII, jajaran panita serta seluruh pihak yang turut mensukseskan Festival Kabela pada malam hari ini,” ujarnya.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kearifan serta meridhoi setiap aktivitas kita dalam memberikan pengabdian kepada daerah dan masyarakat khususnya dalam melestarikan seni dan kebudayaan di daerah tercinta ini,” tambahnya.
Terpisah, Kepala BPK XVII SulutGo Sri Sugiharta menyampaikan, tujuan dari diselenggarakannya Festival Kabela adalah untuk pelestarian dan pemajuan kebudayaan itu sendiri.
“Tugas pokok kami adalah melakukan pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Nah, Kabela termasuk dalam objek pemajuan kebudayaan,” ucapnya.
“Kemudian inilah yang menjadi sasaran dalam melakukan pemajuan agar tidak terjadi kemunduran,” tambahnya.
Selain itu, pelaksanaan Festival Kabela juga diharapkan membawa dampak baik di segala aspek, termasuk aspek ekonomi.
“Kita memberikan ruang ekspresi kepada para seniman dan budayawan untuk pentas. Dan, ini diharapkan turut berdampak baik pada aspek ekonomi masyarakat di sini,” imbuhnya.
Lebih dari itu, tugas pemajuan kebudayan sudah sepatutnya dilakukan bersama-sama.
“Kedepannya tugas-tugas pemajuan kebudayaan harus diselenggarakan secara simultan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Jadi harus kolaborasi,” pintanya.
Selain pagelaran kesenian tradisional dan kontemporer, Festival Kabela juga diisi dengan bincang kebudayaan dengan narasumber, yakni Kepala BPK XVII SulutGo Sri Sugiharta, budayawan Bolaang Mongondow (Bolmong) Chairun Mokoginta dan sejarawan Bolmong Murdiono Mokoginta yang dimoderatori oleh Faradila Bachmid selaku duta baca Sulut.
Menurut Murdiono Mokoginta, Kabela mempunyai beberapa nilai yang selaras dengan keseharian masyarakat Bolmong.
“Menurut penelitian yang saya lakukan, Kabela punya tiga nilai, yakni nilai estetika, spiritualitas, dan sosial,” ungkapnya.
Kemudian pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam Kabela sangat terlihat dalam keseharian masyarakat Mongondow.
“Contohnya, warna yang ada di Kabela menggambarkan tentang kehidupan dan kematian. Salah satu manifestasinya dapat dilihat dari bagaimana masyarakat Bolmong sangat menghargai segala lini kehidupan,” terangnya.
Selanjutnya, Chairun Mokoginta menjelaskan, kebudayaan adalah jati diri. Di mana, kebudayaan menjadi pembeda satu suku dengan suku lainnya. Pun demikian dengan Kabela yang merupakan salah satu produk kebudayaan Mongondow.
Ia pun menjelaskan dua fungsi utama dari Kabela itu sendiri.
“Kabela adalah wadah yang punya dua fungsi utama, yakni untuk menaruh sirih pinang bagi tetamu dan juga sebagai wadah untuk menaruh mas kawin,” jelasnya.
Selanjutnya, ia mengajak seluruh masyarakat agar bersama-bersama untuk terlibat aktif melestarikan dan memajukan kebudayaan.
“Mari kita majukan, bangkitkan tradisi kebudayaan kita agar bisa sejajar dengan kebudayaan-kebudayaan dari daerah lain,” pungkasnya.
Diketahui, kurang lebih 20 kesenian se-Bolmong Raya ditampilkan dalam Festival Kabela tersebut, di antaranya tari tradisional dan kreasi, salamat (sajak tradisional Bolaang Mongondow), musikalisasi puisi dan teater.