BOLSEL—Persoalan stunting sampai saat ini masih menjadi program prioritas dari pemerintah pusat. Sejalan dengan itu, stunting juga tetap menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Berkenaan dengan hal tersebut, Pemkab Bolsel terus melakukan perbaikan intervensi sesuai dengan yang tertuang dalam Perda Penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bolsel tahun 2024.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Bupati Bolsel Iskandar Kamaru saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dirangkaikan dengan Pencanangan Kampung Keluarga Berkualitas Kabupaten Bolsel Tahun 2024.
Di mana, acara tersebut juga turut dihadiri Wakil Bupati Bolsel Deddy Abdul Hamid.
Dalam amanatnya, Bupati Iskandar mengatakan penanganan stunting di Bolsel disikapi dengan serius oleh Pemerintah Daerah walaupun terdapat perbedaan angka pada sumber data yang ada dikarenakan perbedaan metode pendataan yang dilakukan.
“Data menurut SKI dan SSGI dikumpulkan sekali setiap tahun melalui metode survey dengan sampel acak dan hanya menyasar ke beberapa balita di beberapa desa sebagai blok sampel. Sedangkan data e-ppgbm diperoleh melalui pengukuran balita setiap bulan pada kegiatan posyandu dengan sasaran riil seluruh balita by name by address,” jelas top eksekutif ini di lokasi acara yang digelar di Lapangan Futsal Kawasan Perkantoran Panango, Kec. Bolaang Uki, Senin (16/12/2024).
Setelah itu, Bupati memaparkan alokasi anggaran penanganan stunting Pemkab Bolsel yang dianggarkan pada tahun 2025 yang berjumlah Rp. 50.805.735.340,- dengan menyasar pada 64 indikator intervensi spesifik (intervensi langsung), intervensi sensitif (intervensi tidak langsung) dan intervensi koordinatif.
“Kami berharap TPPS baik di tingkat kabupaten maupun tingkat kecamatan dan desa, agar jangan pernah lengah. Intervensi program dan kegiatan untuk mendukung penurunan angka stunting harus tetap dijalankan secara masif, terukur dan berkelanjutan sampai ke kelompok terkecil di masyarakat yakni keluarga resiko stunting di tingkat desa,” pesan orang nomor satu Bolsel ini saat menutup arahannya.
Turut hadir dalam acara, perwakilan Kantor Kementerian Agama Bolsel, Sekda M. Arvan Ohy bersama para pejabat tinggi pratama Pemda, para camat dan sangadi serta seluruh jajaran TPPS.