Lensa Kotamobagu – Proyek pelebaran Jalan Dakoulu, Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur, yang dikerjakan PT Gading Murni Perkasa dikeluhkan warga. Pasalnya, proyek yang dikerjakan sejak awal Agustus lalu hingga saat ini drainasenya belum sepenuhnya dikerjakan. Sehingga ketika hujan turun, air dari perkebunan mengalir deras membawa bebatuan bercampur lumpur hingga mengakibatkan sejumlah rumah warga kebanjiran.
“Sudah lama kami sampaikan ke pihak kontraktor dan pengawas agar drainase dulu yang dibuat. Namun, hingga saat ini saluran drainase di belakang rumah belum juga dikerjakan. Sekarang tempat tinggal kami sudah jadi korban, karena air bercampur lumpur sudah masuk ke dalam rumah dan sejumlah perabotan ikut tergenang,” ucap Deisy Mokoagow dan Bahagia Mamonto , Jumat (15/9/2017), sambil meminta pertanggungjawaban dari pihak kontraktor.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kotamobagu, Sande Dodo ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut apalagi sudah menimbulkan kerugian. “Intinya drainase tetap segera dikerjakan, tapi agak pelan pengerjaannya. Dan saya sudah tegur pelaksananya, agar segera menambah orang kerja,” ungkap Sande.
Sementara itu, Kepala Desa Moyag Drs Rusmin Mamonto meminta kepada pihak kontraktor agar secepatnya melihat kondisi drainase yang sudah dikerjakan. “Saya cek lebar dan tinggi drainase sangat kecil. Drainase seperti ini jika hujan turun, tak mampu menampung debit air dan ini akan berdampak buruk bagi masyarakat,” ujar Mamonto.
Diketahui, proyek peningkatan jalan menuju pabrik gula semut di Desa Moyag ini menggunakan dana APBD 2017 dengan total anggaran sebesar Rp3,4 Miliar dengan waktu pelaksanaan selama 180 hari. (udy)
Editor: Budyanto Hamjah