Lensa.news,POLITIK — Kepindahan Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Utara (Sulut) G.S Vicky Lumentut ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem) telah menjadi perbincangan publik saat ini. Setelah lewat video singkat yang terpublis, Wali Kota Manado ini telah menggunakan jaket Partai Nasdem pada acara ramah tamah dengan Ketua Umum dan Pengurus Partai Nasdem, Kamis (27/9/18) di Jakarta.
Pun, berbagai tanggapan bermunculan dari semua kalangan lewat media sosial. Ada yang mengatakan bahwa, pindahnya GSVL ke Partai Nasdem dikarenakan berlindung dari Hukum, namun ada juga sebagian berpendapat bahwa GSVL mempunyai rencana perpolitikan kedepannya.
Namun semua itu belum pasti. Sebab, dari yang bersangkutan belum menjelaskan apa alasannya pindah ke Partai Nasdem. Apakah karena soal Hukum atau karena mempunyai rencana politik kedepan.
Padahal, melihat kedudukannya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sulut dan Walikota Manado, sudah sangat perkasa di Kota Manado bahkan di Sulut sendiri.
Akan tetapi, begitulah dinamika politik. Seperti yang dikatakan pengamat politik Taufik Tumbelaka kepada Lensa.news, Jumat (28/9/18) melalui via telepon, bahwa pindah parpol merupakan fenomena dinamika politik di Indonesia diera reformasi.
“Intinya saat ini, manuver pindah parpol adalah fenomena dari dinamika politik Indonesia diera reformasi. Kalaupun soal ada keterkaitannya dengan hukum, tentu harus diketahui terlebih dulu apa alasannya sehingga pilihan politik itu diambil,” kata Taufik Tumbelaka.
Sebelumnya, Minggu 23 September 2018 GSVL tidak menghadiri deklarasi Pemilu Damai yang dilaksanakan KPU Sulut. Kemudian, Senin 24 September 2018, GSVL tidak menghadiri peringatan HUT Provinsi ke-54 dengan alasan sakit. Namun, dihari itu pula muncul surat penggilan dari Kejaksaan Agung yang ditujukan kepada Wali Kota Manado GSVL atas dana hibah bantuan banjir di Kota Manado tahun 2014.
(Tri Ismail)