Lensa.news,MANADO — Insiden penolakan Habib Bahar bin Smith yang terjadi di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (15/10/18) lalu, merupakan kesalahpahaman.
Kedatangan Habib Bahar bin Smith ke Kota Manado tidak lain untuk menghadiri Haul (Peringatan Wafat) ayahnya yang ke 7 tahun.
Pun, Anggota DPRD Kota Manado Roy Maramis menyikapi persoalan ini. Dikatakan Maramis, bahwa Kota Manado merupakan miniatur bangsa, yang tidak akan terganggu jika ada oknum yang memecah kerukunan umat beragama di Sulut.
Menurutnya, penghadangan yang dilakukan di Bandara karena adanya presepsi yang berbeda dan tidak mengetahui maksud kedatangan dari Habib Bahar ke Manado.
“Mungkin karena ada presepsi yang berbeda dari teman-teman, yang menyatakan ceramah dari Habib Bahar keras di luar, dan kemudian teman-teman dari ormas adat melakukan penghadangan. Tapi, ketika mereka mengetahui bahwa beliau adalah warga kota Manado dan dia datang untuk menghadiri Haul dari ayahnya, sehingga kondisi pun cepat meredah,” kata Maramis kepada awak media, Kamis (18/10/18).
Maramis juga menyatakan, di Kota Manado tidak terjadi apa-apa, yang ada hanya mis komunikasi.
“Kalau pun kondisi ini mau diatur oleh segelintir oknum yang ingin memecah belah kerukunan disini, Kota Manado tidak akan terpancing dan terpengaruh. Kami tidak mau kondisi ini dimainkan sehingga dia bisa berpengaruh terhadap politik secara nasional yang bisa merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara,” tukas Maramis.
Dikatakan pula mantan Ketua KNPI Kota Manado ini, bahwa dari insiden yang terjadi kemarin tidak berpengaruh bagi seluruh agama yang ada di Kota Manado.
“Kami di Kota Manado sampai saat ini, dengan saudara kita dari Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, dan Kong hu cu tidak ada masalah dengan kondisi yang terjadi kemarin. Kami anggap ini sudah selesai dan saya harap saudara yang dari luar jangan memperbesar lewat medsos untuk memanasi teman kita lain. Kita anggap bahwa kita satu NKRI dan itu adalah harga mati kita untuk jaga bersama Indonesia lebih khusus Sulawesi Utara,” jelas Aktifis Kota Manado ini.
Untuk itu dia menekankan, di Sulawesi Utara tidak ada gesekan dan perpecahan.
“Kiranya teman seluruh Indonesia bisa memahami ini, bahwa di Indonesia tidak ada gesekan, tidak ada perpecahan karena kita semua sama-sama masyarakat toleran. Dan pada intinya Sulut tetap aman dari ancaman radikalis,” tandas Maramis.
(Tri Ismail)