Lensa.News, KOTAMOBAGU – Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat minim. Hingga 28 Juni atau akhir triwulan II, tercatat baru Rp15,8 miliar atau 28,10 persen dari target sebesar Rp56 miliar.
Data didapat dari Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD), dari sepuluh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mendapat target PAD, baru tiga diantaranya yang presentasenya sudah di atas angka 50 persen, yakni BPKD dengan presentase 51,76 persen, Dinas PUPR 55,52 persen serta Dinas Satpol 57,65 persen. Sedangkan tujuh SKPD lainnya masih berada di bawah angka 50 persen. Bahkan beberapa diantaranya, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), UPTD RSUD, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop dan UKM) dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) masih berada di bawah angka 20 persen.
Melihat capaian per SKPD tersebut, tiap SKPD masih harus bekerja kerja keras dan memaksimalkan semua potensi di sisa waktu yang ada, agar besaran target yang diberikan bisa terealisasi hingga akhir tahun anggaran.
“Per 28 Juni yang terealisasi sudah lima belas miliar lebih,” kata Kepala Bidang Penagihan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD), Hamkah Daun.
Ia mengungkapkan, PAD didapat dari sektor pajak dan retribusi yang meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, PBHTB, serta retribusi sampah, parkir dan lainnya. “Kalau dilihat dari angkanya, memang belum memenuhi target, tapi kami optimis angkanya akan naik signifikan dalam beberapa bulan ke depan dan bisa mencapai target di ahkir tahun anggaran,” ungkapnya.
Lanjutnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, PAD akan terealisasi maksimal pada triwulan III dan IV. Ia mencontohkan, penarikan PAD dari sektor dana kapitasi JKN yang ada di tiap Puskesmas masuk pada akhir tahun anggaran. “Namun demikian, kita tetap berusaha akan PAD bisa maksimal tanpa harus menunggu akhir tahun,” ujarnya.(guf)