Lensa.News, KOTAMOBAGU– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotamobagu kembali melakukan Revitalisasi dan Reaktualisasi budaya lokal yang ada di
Kotamobagu. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengangkat kembali budaya-budaya lokal yang punah maupun hampir punah di Kotamobagu.
“Jadi itu kegiatannya tahun ini, mungkin Sepetember. Hal itu untuk mengangkat kembali Seni budaya Mongondow yang hampir punah, bentuknya adalah seminar adat, tentunya disitu kita akan kaji sejumlah seni budaya yang hampir punah,” ungkap Kepala Disbudpar Agung Adaty, Selasa (05/09/2018).
Menurutnya, ada beberapa seni budaya tradisi mongondow yang terdata hampir punah, namun tidak semuanya dilakukan pengkajian ulang dan tampilkan kembali.
“Ada 17 seni tradisi mongondow yang hampir punah, itu berdasarkan masukan dari hasil musrembang tingkat kota pada 2017 lalu,” bebernya.
Terpisah, Ketua Lembaga Warisan Budaya Bolaang Mongondow Raya (BMR) Chairul Mokoginta mengungkapkan, beberapa jenis kesenian yang hampir punah maupun yang sudah punah dibahas untuk diangkat kembali.
“Jadi dari hasil penelitian terhadap kesenian tradisional mongondow itu baik seni musik, suara, seni sastra maupun tarian itu, sudah banyak yang punah. Berkaitan dengan itu kami mencoba melakukan renstruksi kembali beberapa seni musik diantaranya, Rambabo yaitu alat musik gesek yang dimainkan oleh satu orang. Dan kemudian Alat musik Kantung yaitu alat musik yang dimainkan oleh dua orang,” ungkapnya.
Selain itu lanjutnya, ada juga kesenian yang akan kita tampilkan yaitu odenon, yaitu jenis kesenian suara yang hampir punah. Kemudian yang kedua adalah Bondit kemudian yang ke tiga adalah Yayungkagi.
“Nah, nantinya ini mejadi target untuk dilakukan pelatihan kepada guru-guru musik, nanti ada pelatihan tapi akan kami tampilkan dulu seni kesenian yang sudah punah ini kemudian diangkat kembali lewat lelatihan- pelatihan, pengembangan, pemberdayaan dan pelestarian kesenian tersebut,” ujarnya. (guf)