Lensa.News, KOTAMOBAGU – Desa Poyowa Besar II, Kecamatan Kotamobagu Selatan, menjadi sentra produksi ayam petelur di Kota Kotamobagu. Tak sedikit warga setempat yang menggantungkan hidup sebagai pebisnis ayam petelur. Bahkan di desa tersebut, terdapat satu lokasi yang didalamnya berdiri kandang tempat produksi.
Salah satu pengusaha, Rafiq Mokodompit (31), mengakui dirinya sudah lebih dari 20 tahun berbisnis ayam petelur. Keuntungan yang yang didapat dari bisnis itu katanya sangat menjanjikan. “Ayam dan telur ayam ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat. Alhamdulillah, sampai sekarang bisnis ini masih berjalan dan lancar,” sebutnya.
Ia menjelaskan, produksi telur ayam per hari bisa mencapai 40 bak, yang dalam satu bak berisi 30 butir telur. “Jumlah ayam ada seribu tujuh ratus ekor. Untuk harganya relatif, karena mengikuti harga dipasaran,” jelasnya.
Ia menyebut, modal yang dihabiskan untuk mengembangkan usaha tersebut tidak sedikit. Mulai dari pembuatan tempat, pembelian ayam hingga perawatannya memakan anggaran besar hingga mencapai Rp100 juta. “Modalnya cukup besar, tapi namanya berbisnis harus berani. Jika kita tekuni hasilnya cukup lumayan dan kita sendiri yang menikmatinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Sangadi (Kepala Desa, red), Yendi Mokoagow, mengatakan pihaknya akan mendorong bisnis ayam petelur di desanya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Untuk lebih meningkatkan produksinya, ini akan kita dorong lewat dana desa. Mungkin dari segi infrastruktur jalan atau kebutuhan lainnya,” ungkapnya. (guf)