Lensa.News. Kotamobagu – Baso Galatung, warga desa Kobo Kecil, Kotamobagu Timur nyaris meregang nyawa akibat tak dilayani petugas medis RS Kinapit, Kamis (31/1/2019) malam. Baso terselamatkan setelah dibawa ke RS Monompia yang berjarak sekitar 1 Km dan mendapatkan perawatan medis yang layak pihak RS Monompia.
Istri Baso, Nurtini Komangki menuturkan, pada sekitar pukul 20.00 Wita, suaminya mengeluhkan sakit kepala, rasa tak nyaman hebat, badan dingin dan muntah-muntah. Itu disebabkan Baso yang merasakan demam meminum obat dalam takaran lebih.
Menduga dia keracunan obat atau juga maag, pihak keluarga yang panik berusaha memberikan pertolongan pertama dengan membelikan susu murni untuk diminum bapak dua anak ini. Tak mempan, Baso diberikan minum air kelapa.
Namun, karena kondisi tak juga membaik, pihak keluarga bergegas memboyong Baso. Rumah sakit yang disasar adalah yang terdekat, RS Kinapit guna mendapatkan penanganan medis. Begitu tiba, Baso dipapah ke kursi roda dan dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Alangkah kecewanya keluarga karena paramedis RS ini menolak memberikan tindakan. Alasannya UGD full dan tak tersedia tempat tidur untuk pasien UGD. Istri Baso yang panik, memohon pada paramedis untuk memberikan pertolongan pertama. Apalagi kondisi suaminya makin memburuk. Sayangnya paramedis di RS itu bergeming.
Makin panik, pada sekitar pukul 21.10, sekitar 10 menit kemudian, pihak keluarga membawa Baso ke RS Monompia. Paramedis RS ini dengan cekatan memberikan tindakan medis dan menyarankan agar Baso istirahat 30 menit sambil menunggu reaksi. Setelah makin membaik, lelaki berdarah Sulsel ini diberikan obat sembari disarankan rawat jalan.
Nurtini menyatakan kekecewaan mendalam terhadap sikap paramedis RS Kinapit. “Andai terlambat, mungkin nyawa suami saya melayang,” sembur Nurtini. Terpantau, saat ini Baso sudah kembali ke rumahnya. Pihak kerabat masih berdatangan melihat kondisi Baso. Hingga berita ini diturunkan upaya konfirmasi pada manajemen RS Kinapit belum berhasil dilakukan.(mg3)