BOLMONG — Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow membuka Musrenbang tingkat kecamatan, sekaligus memaparkan materi terkait target dan capaian indikator RPJMD tahun 2017-2022 di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Tenggara dan Dumoga Utara, Kamis 17 Februari 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Yasti menjelaskan berbagai capaian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong di bawah kepemimpinan Yasti-Yanny.
“Yasti-Yanny dalam visi menuju Kabupaten Bolaang Mongondow Hebat memiliki empat misi, diantaranya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tertatalaksana. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumberdaya alam dan kearifan lokal. Mewujudkan pendidikan yang merata, terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat, serta mewujudkan pelayanan kesehatan yang cepat, terjangkau dan berkualitas,” jelas Yasti.
Selain itu, dalam penjelasannya Yasti juga memaparkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dari tahun ke tahun yang selalu meningkat.
Hal tersebut dilihat pada tahun terakhir yakni tahun 2020, dimana IPM Bolmong dari 67,89% meningkat jadi 68,16% di 2021. Padahal, di tahun 2017 awal Yasti-Yanni menjabat hanya berada di angka 66,08 persen.
“Peningkatan IPM tersebut dipengaruhi sekaligus diikuti dengan kenaikan, angka harapan hidup, harapan lama sekolah, angka rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita,” ujar Yasti.
Yasti juga mengungkapkan, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), menurun dari angka 4,87 persen di tahun 2020, menjadi 4,85 persen di tahun 2022. Itu berarti rasio penurunannya ada di angka 0,2 persen.
“Korelasinya jika melihat dari seluruh capaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kota yang ada di sulut pada tahun 2018 hingga 2019, Kabupaten Bolmong paling Tinggi. Yakni, 7,5 persen hingga 7,84 persen. Sedangkan, Kabupaten lain ada di bawah kita,” ungkapnya.
Selain itu dalam tata kelola peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, dalam 3 tahun menjabat akhirnya Bolmong mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI karena keberhasilan Pemkab Bolmong dalam mengurai persoalan aset dan mampu diselesaikan, setelah pada 2018 mendapat predikat TMP dan tahun 2019 mendapat predikat WDP.
“Untuk mendapatkan opini WTP dari BPK, tentu tidaklah mudah. Perlu kerja keras dari semua pihak. Sepuluh tahun lebih Kabupaten Bolmong diganjar opini Disclaimer, dan mampu bangkit keluar dari zona merah,” kata Yasti
Sedangkan untuk pertumbuhan sektor industri pengolahan, dari kondisi awal mines 0,64 persen, naik menjadi 3,29 di tahun 2018, 6,48 di tahun 2019, dan capaian 6,8 di tahun 2020 dari yang ditergetkan 6.
“Di tahun 2021 belum dirilis oleh BPS, dan insyallah di tahun 2022 dari apa yang kita targetkan 8, mudah-mudahan akan jauh melampaui nilai tersebut karena kita tengah mempersiapkan Kawasan Industri Mongondow (Kimong),” terang Yasti.
Bolmong juga mampu menurunkan angka kemiskinan mulai dari tahun 2017, koleksi penduduk miskin ada di angka 19.050 jiwa, 2018 18.490 jiwa, 2019 18.300 jiwa, 2020 18.070 jiwa.
“Kepemimpinan saya jika diakumulasi sejak 2017 menjabat hingga sekarang, pencapaiannya ada di 96 persen terealisasi. Sedangkan 4 persennya karena kita dipaksa untuk bersabar terkait anggaran yang direfocusing karena pandemi covid-19,” tuturnya. (Advertorial/Irw)