BOLMONG — Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanny Ronny Tuuk beserta jajaran dan unsur Forkopimda serta ketua DPRD Bolmong Welty Komaling, Selasa (25/5) bertempat di Rumah Jabatan Bupati Bolmong, menerima kunjungan kerja Kepala Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo.
Prosesi adat penjemputan tamu yakni itum-itum, tari Tuitan dan tari Kabela dilaksanakan oleh Pemkab Bolmong untuk menyambut kedatangan Wardoyo yang didampingi oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw.
Dalam sambutannya, Bupati Yasti memaparkan kepada Kepala BKKBN tersebut tentang profil wilayah Kabupaten Bolmong.
“Kabupaten Bolmong terdiri dari 200 Desa, 2 Kelurahan, 15 Kecamatan dan dengan jumlah penduduk kurang lebih 251.355 jiwa, dengan luas wilayah 3.517 Kilometer persegi; hampir 27 persen luas wilayah Provinsi Sulut,” ujar Bupati Yasti.
Bupati Yasti juga mengungkapkan pada tahun 2019, Bolmong telah ditetapkan sebagai Lokus (lokasi khusus) penanganan stunting. Dan dirinya selaku Bupati telah menandatangani MoU penurunan stunting.
“Angka stunting Bolmong di tahun 2020 kurang lebih ada 173. Dan saat ini tinggal 87 anak penderita stunting. Yang artinya sudah turun 50,58 persen, mudah-mudahan sesuai dengan target Nasional, di tahun 2024 nanti Bolmong bebas dari stunting,” harap Bupati Yasti.
Sementara, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan, BKKBN mengemban tugas program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan juga tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi yakni, upaya untuk mengelola kasus stunting.
“Sekarang ini kualitas SDM menjadi sangat penting, dan salah satu cara menjaga kualitas yakni jarak lahir antara pertama dan yang berikutnya minimal 3 tahun. kalau jaraknya kurang dari 3 tahun, terbukti banyak jurnal yang yang melaporkan bahwa anak menjadi stunting dan autis,” kata Wardoyo.
Wardoyo pun mengimbau kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi stunting ke masyarakat.
“Karena, anak yang stunting memiliki 3 ciri-ciri, yang pertama pendek atau kerdil, kedua kecerdasannya dibawa rata-rata dan terakhir kalaupun dia tua, mudah terkena penyakit seperti kardiovaskular, stroke, serangan jantung, tekanan darah tinggi dan penyakit kencing manis. Oleh karena itu kita cegah jangan sampai generasi kita lahir stunting,” pinta Wardoyo.
Usai penyampaian, Wardoyo juga menyempatkan untuk memberikan bingkisan bantuan kepada anak-anak yang mengalami stunting, sebelum bertolak ke Manado.
Diketahui, rombongan Kepala BKKBN RI melakukan kunjungan kerja serupa di Kabupaten Bolmong Utara yang juga menjadi lokus penangan stunting selain Kabupaten Bolmong di wilayah Bolmong Raya. (Adv/Irw/Vil)