Rep: Ramdhani Amiri | Red: Cadavi Lasena
BOLSEL — Cemas dengan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), ratusan masyarakat Desa Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Selasa (2/11) siang tadi, memutuskan menyeruduk lokasi PETI.
Setiba di lokasi, masyarakat diadang sejumlah orang, yang diketahui anak buah dari salah satu pemodal PETI yang menjaga lokasi.
Situasi pun memanas, adu mulut antar warga dan penjaga pun tak terelakkan, sampai berujung pada insiden warga dipukul para penjaga PETI.
“Yang memukul itu salah satu dari tujuh orang yang ditugaskan melakukan penjagaan di wilayah itu (Lokasi PETI),” ungkap seorang warga yang namanya tak ingin disebut, saat diwawancarai Lensa.news di lokasi kejadian.
Sementara itu, Yusran Mokoagow salah satu tokoh masyarakat Desa Tobayagan membeberkan, maksud dan tujuan masyarakat ke lokasi untuk meminta para oknum PETI menghentikan aktivitas.
“Kita datang secara baik-baik, tiba-tiba mereka langsung main pukul masyarakat. Kita tidak diizinkan masuk ke lokasi. Masyarakat naik ke lokasi bukan karena dikondisikan tetapi atas dasar inisiatif sendiri. Karena sudah muak dengan kondisi yang ada di Desa Tobayagan,” ujarnya.
Senada, Yeni Podomi yang juga warga Desa Tobayaga mengatakan, dampak dari aktivitas PETI sudah sangat meresahkan masyarakat desa.
“Tanaman kami rusak, air tercemar dan banjir lumpur yang kita rasakan belum lama ini. Sungai-sungai yang ada di Tobayagan sudah enam bulan tidak bisa dipakai mandi, karena airnya cukup keruh. Padahal anak-anak kami biasa mandi di sana,” ucapnya.
Usai menyeruduk lokasi PET, massa pun langsung menuju kantor DPRD Bolsel untuk menyampaikan aspirasi. Selanjutnya, mereka melaporkan aksi pemukulan ke pihak Polsek Pinolosian.
Kapolsek Pinolosian Rusman MS menyatakan, masyarakat tidak melaporkan aksi mereka sehingga secara prosedur ada yang dilanggar.
“Saat ini masa pandemi, tidak boleh ada konsentrasi massa. Kalaupun mau melakukan aksi harusnya memberi tahu kami (Polisi). Kan bisa diwakili beberapa orang saja menyampaikan aspirasi ke DPRD,” ujar Rusman
Terkait dengan laporan kekerasan, Rusman mengaku laporan sudah diterima dan akan ditindaklanjuti.
“Kita akan cari koordinator aksi, dan pihak-pihak yang melakukan provokasi, jika ada. Termasuk yang melakukan pemukulan akan kita panggil untuk dimintai keterangan,” katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR RI, H Herson Mayulu meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), beserta Kapolda Sulut dan Pangdam XIII Merdeka, untuk ‘turun tangan’ menindak penambangan liar di kawasan Selatan Bolaang Mongondow.
“Sangat diharapkan pemimpin-pemimpin daerah di Sulut boleh memperhatikan ini. Cukuplah derita rakyat, janganlah masa depan mereka hancur karena penambangan liar yang nyata-nyata terjadi di depan mata,” ujarnya.