Catatan | Anugrah Begie Gobel*
Saga transfer megabintang sepakbola Lionel Messi berakhir setelah kapten Juara Dunia Qatar 2022 itu mengumumkan sendiri kepindahannya ke klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat (AS), Inter Miami, yang sahamnya sebagian dimiliki legenda sepakbola Inggris, David Beckham, dua hari silam. Sebelumnya “pembisik” transfer pemain paling akurat, Fabrizio Romano, sejatinya sudah mengabarkan duluan.
Gagal Pulang Rumah
Inter Miami memang cukup santer disebut sebagai “pelabuhan” Messi selanjutnya setelah free agent dari klub Prancis, Paris St. Germain (PSG). Namun sesungguhnya klub yang paling kuat peluangnya dituju Messi adalah FC Barcelona atau Al Hilal dari Liga Pro Saudi Arabia.
Barcelona karena memang klub itulah yang dicintai La Pulga, julukannya. Dan cinta itu sebetulnya tak bertepuk sebelah tangan. Sebab Messi adalah legenda klub berslogan Mes Que Un Club (Bukan Sekadar Klub) itu. Dia adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub tersebut dengan 634 gol —bandingkan saja dengan runner up Luis Suarez yang “hanya” 198. Messi juga pencetak gol terbanyak di El Classico —laga panas Vs Real Madrid, yang sangat mendunia, karena bukan sekadar helat sepakbola namun kerapkali politik; dan olehnya Mes Que Un Club kerap berkumandang kencang di laga ini— dengan 26 gol.
Baca juga: Diiringi Pemecahan Rekor Gol Tercepat, Persin Lolos Dengan Gaya
Selain itu Messi adalah raja assist Barcelona dengan rekor 202 assist dibanding maestro operan Xavi (pelatih El Barca saat ini) yang “cuma” mencatat 129 assist (sumber bola.tempo.co). Selain itu, pasangan ini (Messi-Barcelona) mengamankan 34 tropi selama 18 tahun masa bakti La Pulga di klub itu, sejak menimba ilmu di La Masia, Barcelona B, hingga tim utama klub asal Katalan tersebut.
Jadi siapa yang tak menginginkan legenda hidup “pulang kampung”? Masih produktif pula. Terlebih atribut yang melekat: juara Dunia serta pemilik Balon d’Or terbanyak sepanjang masa (7 Balon d’Or). Walau telah berusia 35 tahun, namun di PSG musim 2022/2023, Messi masih mampu mencatat double-double dua digit untuk gol dan assist (20-20)!
Apalagi perpisahan Messi dengan Barcelona pada ujung musim 2020/2021 lalu terjadi bukan kehendak keduanya. Messi yang juga memasuki free agent kala itu tak bisa diperpanjang kontraknya oleh Barcelona karena limit gaji yang ditentukan operator La Liga telah terlampaui jika mempertahankannya. Hingga dengan sangat terpaksa Sang Kapten Argentina ini harus dilepas (dan kemudian ditampung klub tajir PSG).
Nah, Messi rindu rumahnya dan ingin pulang. “Orang rumah” apalagi suporter tentu sangat mencintai pahlawannya. Pelatih Xavi dan Presiden klub Joan Laporta tak sabar reuni. Para punggawa yang tersisa dari masa kejayaan penaklukan Eropa seperti Sergi Roberto pun begitu.
Namun apa saya, situasi masih belum berubah. Messi boleh pulang, asal sejumlah pemain bergaji besar harus dijual (atau dibuang dan dilepas)! Sergio Busquets dan Jordi Alba, yang bergaji super tinggi, dibiarkan selesai kontrak akhir musim 2022/23 ini.
Permata klub seperti Ansu Fati (penerus No. 10, simbol bintang utama klub) terancam harus dibuang. Kendati banyak bersikutat dengan cedera yang menghalangi potensinya, namun Ansu tetaplah pemain prospektif. Ousmane Dembele dan Frank Kessie, bergaji tinggi sedikit di bawah Sergio dan Alba menunggu giliran dipaksa minggat. Belum lagi dua gelandang yang disebut reinkarnasi Xavi-Iniesta yakni Pedri dan Gavi.
Artinya, kalau Messi “pulang rumah” banyak pemain yang harus dikorbankan. Dan La Pulga tidak tega. Dia ingin pulang tanpa masalah. Problem lain adalah, mengobral pemain-pemain yang masih terikat kontrak ke pasar pemain untuk diikat klub lain tak semudah menjual kacang dan penganan ringan lain. Ada negosiasi harga di situ. Ada pula kebutuhan klub yang pemain itu ditawarkan. Itupun kalau cocok harga. Sudah begitu prosesnya memakan waktu berbulan. Kalau tidak, sang pemain yang diobral tetap tinggal di klub lama. Artinya struktur gaji klub belum “bergoyang”.
Messi tak mau terlunta menunggu, seperti perpisahan pahit 2021 lampau. Dia punya keluarga. Ada Antonella Rozzuco, istrinya, beserta tiga anak yang masih kecil: Tiago, Mateo, dan Ciro. Dua musim di PSG mereka tinggal di hotel. Semewah apapun, hotel tetaplah hotel. Privasi tetap terbatas. Sementara di Barcelona, Messi punya istana!
Sehari-dua sebelum Fabrizio Romano membocorkan rahasia, ayah sekaligus agen pemain yang juga suka disapa Leo itu, Jorge Messi melakukan “silaturrahmi” dengan Laporta, di kota Barcelona. Intinya Messi Senior mengutarakan niat putranya kembali. Dan disambut. Tapi tidak kongkret. Tak ada proposal nyata. Karena Barcelona memang bingung memulai dari mana memulangkan Messi! (Beberapa masalahnya di bagian atas artikel ini).
4,4 Triliun Rupiah!
Klub lain yang masuk bursa untuk mengangkut Sang GOAT (Greatest of All Time) atau sepakbola terbesar sepanjang masa adalah Al Hilal. Klub Saudi ini teramat sangat serius.
Pasca Qatar 2022, dunia dibuat terpana saat klub Saudi lainnya, Al Nassr membajak Cristiano Ronaldo yang memang telah diputus kontrak Manchester United (MU) akibat “mulu-mulu” pemain yang dibesarkannya itu —sebelum jadi legenda Real Madrid— di sebuah live siaran televisi dan seketika membakar atmosfer Old Trafford, kandang MU.
Baca juga: Diiringi Pemecahan Rekor Gol Tercepat, Persin Lolos Dengan Gaya
Terperangah karena Al Nassr berani menggaji pemain yang sudah di ufuk senja karir dengan usia 38 tahun, lewat bayaran gaji tertinggi sepanjang sejarah, 3,3 triliun rupiah selama masa kontrak dua tahun! Padahal, masih belum lekang dari ingat kontrak spektakuler Kylian Mbappe saat diperpanjang kontrak PSG agar tak kabur ke Real Madrid dengan ikatan 1,7 triliun rupiah untuk masa bakti 3 tahun hingga 2025, setahun lalu.
Jika CR7 bisa diangkut kompetitor, Al Hilal tentu berpikir hal yang sama. Nah, kalau Messi mau, kontrak CR7 jadi tak ada apa-apanya! Sebab peraih dua bola emas Piala Dunia (2014 dan 2022) ini bakal diikat 4,4 triliun rupiah untuk durasi dua tahun! Di negeri Petro Dollar seperti Saudi, uang memang tak masalah. Messi juga dijamin dengan berbagai kemewahan lain, termasuk untuk keluarganya.
Namun, Sang GOAT telah menyatakan, uang bukan segalanya. Di lain pihak, dikabarkan, beberapa klub Eropa juga mengincar Messi. Tentu dengan kontrak gaji tak segila Al Hilal. Tapi jaminan kompetisi high level tetap terjaga. Siapa tahu Messi bisa memecahkan rekor CR7 di Liga Champions yang mencapai 140 gol (berbanding milik Messi 129), kalau masih berkompetisi di Eropa. Tapi klub Eropa yang diinginkan penerus Maradona itu cuma Barcelona.
Messi merasa gelar dan uang sudah cukup. Dia mungkin butuh tantangan baru. Kehidupan sosial dan budaya baru. Soal gelar, jika CR7 punya 5 titel Liga Champion, Messi punya 4 (bersama Barcelona). Selain 10 gelar La Liga, tujuh Copa del Rey, dan dua juara Liga Prancis (bersama PSG).
Beda dengan CR7 yang super ambisius, termasuk obsesi pencetak gol terbanyak (Timnas level internasional memang dimilikinya); melewati banyak pemain sebelum mencetak gol, sebagaimana Maradona, yang ironisnya sudah dilakukan Messi; pemenang Balon d’Or terbanyak, juga masih kalah dua dibanding sang rival abadi; dan meraih Piala Dunia. La Pulga, sebagai kapten Argentina, baru melakukan apa yang diimpikan CR7. Messi tidak pernah terobsesi CR7. Beda dengan superstar Portugal itu.
Detail kontrak Messi dengan Inter Miami masih disclosure (belum diungkap). Namun seperti dilansir oke zona.com berdasarkan laporan ESPN, dia meminta menjadi salah satu pemilik klub, setara David Beckham.
Menurut kabar lainnya, Messi juga mulai ingin agak jauh dari sorotan media dan masyarakat. Di Barcelona dia dikerubungi para pencintanya, sebaliknya di PSG Messi diincar untuk dirundung pendukung Le Parisien gara-gara dia dianggap sebagai pemain yang tak bisa membawa klub itu juara Liga Champion.
Iklim sepakbola AS tak seperti Eropa. American Football dan bisbol masih olahraga No. 1 di negara Paman Sam. Mungkin Messi membayangkan suasana yang lebih tenang demi perkembangan anak-anaknya. Lagipula, apalagi yang dicari? Penantiannya terhadap Piala Dunia sudah tercapai. Jaminan hari tua, lewat kepemilikan klub sudah dipunya.
Abraham Maslow, psikolog asal AS, seperti dipaparkan Robbins dan Judge (2008), mengurutkan lima tingkat kebutuhan dasar manusia: mulai dari kebutuhan fisiologis (sandang, pangan dan papan), kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri.
Bisa dibilang, Messi hampir mencapai semuanya. Mungkin kebutuhan ketiga dan kelima lebih ingin dikomprehensifkan-nya. Seperti kita manusia pada umumnya. Butuh uang. Tapi uang bukan segala-galanya. Ada hal yang tak bisa dibayar (dibeli) dengan gemerincing koin emas atau bahkan se-kontainer uang. Entah rupiah, Dollar, atau Rial (mata uang Saudi Arabia).
*)Penulis, anggota DPRD Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara dan penggemar sepakbola. Dirajut dari berbagai sumber.