SEJUMLAH Muslim mampu menggoreskan perjalanannya di tingkat dunia sebagai konglomerat. Mereka berkiprah dengan keahlian yang berbeda-beda.
Meski begitu, para konglomerat Muslim ini juga tidak lupa berbagi dengan melakukan aktivitas filantropi atau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan membantu masyarakat dunia.
Berikut ini adalah lima tokoh Muslim konglomerat dengan kedermawanan yang tinggi.
1. Azim Premji (Kekayaan 15,9 miliar dolar AS)
Azim merupakan pebisnis India dengan kekayaan bersih 15,9 miliar dolar AS. Dia adalah Ketua Wipro Limited, sebuah perusahaan IT. Hal ini membuatnya mendapatkan julukan “Kaisar Industri TI India”.
Awalnya, Wipro dirintis ayahnya dan disebut Produk Sayuran India Barat, yang memproduksi produk minyak terhidrogenasi. Setelah sepeninggal ayahnya, Azim mengambil alih perusahaan, mengubah arah perusahaan secara total dan menamainya Wipro.
Lulusan Stanford University itu telah memberikan lebih dari 25 persen dari kekayaan pribadinya untuk amal pada 2013 lalu. Dia adalah orang India pertama yang menandatangani “The Giving Pledge” dari Warren Buffet dan Bill Gates, yang bertujuan untuk membuat orang kaya terlibat dalam memberi untuk berbagai tujuan filantropis. Kutipan populer dirinya adalah “Menjadi kaya tidak membuatnya senang.”
2. Iskander Makhmudov (Kekayaan 6,5 miliar dolar AS)
Iskander adalah miliarder Rusia keturunan etnis Uzbek. Dia mempunyai kepemilikan di berbagai industri transportasi, perusahaan pertambangan pedesaan, dan Wendy’s. Dia adalah lulusan Sarjana dari Tashkent State University.
Dulunya Iskander adalah seorang penerjemah dan mencari nafkah seperti itu dengan bekerja sebagai penerjemah bahasa Arab-Persia di Libya pada akhir 1980-an.
Setelah menjadi konglomerat, dia telah menyumbangkan lebih dari Satu miliar dolar untuk berbagai tujuan filantropi termasuk membantu anak yatim piatu, veteran perang, tunawisma, dan klinik.
Iskander juga terkenal membantu membantu Rusia selama transisi ke kapitalisme setelah jatuhnya Uni Soviet. Pada 2014, dia membangun arena es di Sochi untuk Olimpiade dan memberikannya kepada pemerintah secara gratis.
3. Sulaiman Al Rajhi (2,1 miliar dolar)
Sulaiman Al Rajhi saat ini adalah Pimpinan Bank Al-Rajhi, bank Islam terbesar di Arab Saudi. Saat ini, dia menduduki peringkat 120 orang terkaya di dunia dan pada 2012, menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal karena menyumbangkan setengah dari seluruh kekayaannya untuk proyek amal nasional. Sulaiman Al Rajhi juga merupakan salah satu non-bangsawan terkaya di Arab Saudi.
Miliarder berusia 96 tahun ini adalah sosok nyata dari orang yang semula miskin dan compang-camping kini menjadi konglomerat. Dia memulai bisnis bersama saudaranya menukar uang untuk para pelancong dengan karavan unta. Keluarganya memiliki bank di mana Al Rajhi menjadi pemegang saham terbesarnya. Dia hanya menyandang gelar di pendidikan dasar dan terkenal akan kesuburannya karena memiliki 23 anak.
4. Imran Khan (50 juta dolar)
Politisi Pakistan yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, adalah seorang pemain kriket dan dermawan sebelum memasuki pemerintahan nasional. Khan telah bermain kriket internasional selama 20 tahun sebelum pensiun pada 1992.
Imran Khan juga dikenal sebagai sosok yang dermawan, maka tak heran bila dia memilih untuk terlibat dalam upaya filantropi. Pada 2015, dia mengumpulkan 25 juta dolar untuk membangun dan mendirikan rumah sakit baru di Peshawar.
5. Malala Yousafzai (Tiga juta dolar)
Malala Yousafzai adalah perempuan berusia muda yang pemberani. Dia merupakan aktivis muda dan telah menjadi miliuner yang tak terduga tiga kali lipat. Malala adalah salah satu penerima hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya dalam pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan.
Aktivisme itu dia jalani setelah menderita dan mengatasi luka tembak fatal yang membuatnya dalam kondisi kritis sementara. Tak hanya itu, Malala adalah sosok perempuan kaya raya dengan prinsip yang melekat pada dirinya.
Namun dia tak lupa dengan orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya sehingga dia pun mendonasikan sejumlah besar penghasilannya ke organisasi amal yang berfokus pada peningkatan pendidikan. (republika/vil)