Rep: Ramdhani Amiri | Red: Cadavi Lasena
BOLSEL — Proyek pembangunan Rumah Khusus (Rusus) Nelayan, di Desa Tabilaa, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) pengerjaannya berjalan lambat.
Hal itu sebagaimana diakui beberapa masyarakat Desa Tabilaa yang namanya tak ingin disebut.
Warga mengatakan, realisasi pembangunan fisik diperkirakan baru mencapai 40 persen.
“Iya, kalau dilihat dari pekerjaan 25 unit Rusus itu, baru sekitar 40 persen tahapan realisasinya,” ujar warga, kepada Lensa.news, Rabu (17/11).
Molornya pekerjaan ini diduga terjadi lantaran kekurangan tenaga dari para tukang.
“Sebenarnya para tukang lokal sudah ada disiapkan hanya saja, mereka semua mundur dikarenakan pembayaran upah atau kontrak kerja tidak sesuai,” beber warga.
“Kami khawatir, karena ingin capai target akhir tahun kerjanya sudah tidak sesuai spek lagi atau terkesan abal-abal,” keluh beberapa warga, sembari menambahkan jika dugaan itu terjadi pasti yang rugi masyarakat.
Terpisah, Pengawas Pelaksana Ferawati Ali, membenarkan bahwa pekerjaan terkendala pada tukang.
“Iya keterlambatan pekerjaan sejauh ini, karena ada pergantian tukang,” beber Ali.
Jadi, katanya, ada permasalahan internal dari tukang dengan kepala tukang.
“Tak ada masalah dengan pihak perusahaan,” ungkapnya.
Terkait isu pembayaran teknisi upah, dia membantah bahwa, tidak ada permasalahan.
“Tidak ada itu,” kata Ali.
Disisi lain, pihaknya optimis hingga akhir tahun akan mencapai 100 pekerjaan.
“Kami yakin akan selesai pekerjaan sesuai dengan kontrak yang ada,” tegasnya.
Ditambahkannya, pihaknya juga menjamin, meski pekerjaan dikebut, tidak akan asal-asal jadinya.
“Sebab, pihaknya punya manajemen waktu, dan pengawasan yang ketat, dan sesuai dengan kontrak,” pungkasnya.
Sekedar informasi, program Rusus ini, salah satu program aspirasi dari anggota DPR-RI H. Herson Mayulu (H2M), dengan pagu anggaran kurang lebih 3 Miliar.