Rep: Sandi Mokoagow | Red: Cadavi Lasena
KOTAMOBAGU — Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 memasuki babak final. 100 juta lebih masyarakat Indonesia, 9 Desember hari ini bakal menentukan pemimpin daerahnya.
Di wilayah utara Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut); Kota Tomohon, Manado, Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Minahasa Utara dan Minahasa Selatan, termasuk dalam daftar 270 daerah di Indonesia yang menggelar pesta demokrasi lima tahunan ini.
Khusus di Kota Kotamobagu, masyarakat bakal memilih satu diantara tiga pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut yang dipercaya mampu memimpin bumi nyiur melambai ke depan.
Kendati begitu, sejumlah warga Kotamobagu justru menaruh perhatian lebih akan hasil akhir Pilkada di Kabupaten Boltim dan Bolsel.
“Jujur penasaran dengan hasil Pilkada di Boltim, meski kita hanya ikut di Pilgub (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur) Sulut,” kata Fadli Demadi, warga Kelurahan Biga, Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu.
Warga lain, Rian Liputo asal Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu, berpendapat sama. Rian berucap, rasa penasaran yang dimilikinya lantaran faktor kedekatan emosional warga Kotamobagu, Boltim dan Bolsel.
“Soalnya keluarga banyak di sana (Boltim dan Bolsel;red). Saya pikir lebih seru mengulik hasil Pilkada di dua daerah ini ketimbang Pilgub,” ucap Rian.
Di sisi lain, peneliti dan pengamat politik di lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Akhmad Rizky Iyan menerangkan sebab anasir yang menjadi biang penasaran warga akan hasil Pilkada Boltim dan Bolsel daripada Pilgub Sulut.
“Analoginya seperti nikahan tetangga, jadi ikut menikmati proses nikahan,” katanya.
Meski tidak ada riset mengenai fenomena ini, Rizky menyebut, antusias penasaran warga semata-mata hanya euforia.
“Hubungan kedekatan masyarakat Kotamobagu dengan Boltim dan Bolsel itu sangat erat dalam beberapa aspek. Hal itu turut memberikan pengaruh psikologi teruntuk warga Kotamobagu,” ucapnya.
Berpengaruh di Pilwako Kotamobagu tahun 2023
Menurut Rizky, figur yang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Boltim dan Bolsel akan berdampak pada proses Pemilihan Walikota (Pilwako) Kotamobagu tahun 2023 mendatang.
Ia menerangkan, realitas adanya indikasi mobilisasi aparat pemerintah di tiap Pilkada merupakan instrumen yang dianggap efektif untuk mendongkrak perolehan suara kandidat.
“Tetapi jika dalam aspek elektoralnya, belum bisa ditentukan. Karena beberapa kali kami lakukan survei, tingkat efisien untuk mempengaruhi sikap politik masyarakat Kotamobagu masih di angka lima sampai tujuh persen,” terangnya.
Lebih jauh Rizki menjelaskan, mobilisasi itu berada pada kultur masyarakat Kotamobagu yang heterogen, dibandingkan corak masyarakat Boltim dan Bolsel yang homogen.
“Masyarakat Kotamobagu sendiri dalam menghadapi Pilwako punya karakter tersendiri. Untuk Boltim dan Bolsel bisa jadi berpengaruh, tapi persentasenya sangat kecil,” kata Rizki mengakhiri.