Rep: Theza Gobel | Red: Ngemban Rahmat
KOTAMOBAGU — Ketua Lembaga Riset Pusat Studi Sejarah Bolaang Mongondow Raya (PS2BMR), Murdiono Mokoginta yang juga penulis aktif sejarah BMR, meminta agar pemerintah di BMR untuk memperingati dan menetapkan setiap tanggal 19 Desember sebagai hari patriotik.
Tepat 84 tahun yang lalu, ungkap Murdiono yang akrab disapa Dion, mengutip buku ‘Sejarah Perjuangan Kelaskaran Banteng RI Bolaang Mongondow’, pada 19 Desember 1945 terjadi peristiwa heroik di Bolaang Mongondow. Peristiwa itu dikenal dengan “Insiden Merah Putih”.
BACA JUGA: 19 Desember 1945, ‘Insiden Merah-Putih’ di Tanah Bogani
Peristiwa ini, kata Dion yang berprofesi sebagai guru ini menjadi bukti bahwa rakyat Bolaang Mongondow telah mengorbankan putra-putrinya demi kemerdekaan Indonesia. “Juga untuk memperlihatkan kepada kolonial Belanda bahwa secara de facto Bolaang Mongondow adalah bagian dari Republik Indonesia di Jakarta yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945,” ucap Dion.
Olehnya, kader Ansor ini menyatakan tanggal 19 Desember harusnya di peringati oleh masyarakat BMR dengan kegiatan-kegiatan positif. Kegiatan itu diantaranya upacara bendera di pagi hari tanggal 19 Desember, dan perlombaan-perlombaan di kalangan pelajar dan masyarakat baik bidang seni, olahraga, dan kebudayaan.
“Peringatan 19 Desember adalah legitimasi sejarah bahwa Bolaang Mongondow adalah wilayah yang juga ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semoga pemerintah bisa mengakomodir harapan ini demi menghargai nilai-nilai sejarah,” harap Dion.