KOTAMOBAGU-Siapa yang tidak tahu dengan limbah tempurung atau batok kelapa. Banyaknya limbah tempurung membuat Albert Manangin, warga Desa Bilalang Satu, Kecamatan Kotamobagu Utara, membuat kerajinan dari batok kelapa bernilai ekonomis.
“Pemanfaatan limbah tempurung ini, bisa dibuat produk kerajinan tangan berupa cangkir, wadah makanan, baskom, serta aksesori dan miniatur. Dan ini mampu mendatangkan nilai ekonomis jika diolah menjadi sebuah produk kerajinan tangan,” katanya, Senin (21/12).
Ia mengaku, ia belajar membuat kerajinan batok kelapa ini dari Polda Sulawesi Utara, yang saat itu melaksanakan pembekalan dan pelatihan keterampilan bagi anggota Polri yang akan memasuki masa pensiun.
“Saya mengambil pelatihan dari batok kelapa karena bagus dan bahannya mudah didapat, apalagi di Kotamobagu masih sangat banyak limbah batok kelapa,” ujarnya.
Bermodalkan tempurung, gergaji besi, amplas, pisau khusus mengeruk, dan keahliannya, pensiunan polisi tersebut mampu menyelesaikan puluhan kerajian dalam sepekan.
“Per hari bisa membuat 2-3 buah kerajinan tergantung model ukurannya. Kalau ada pesanan banyak dibantu oleh anak saya,” katanya.
Harga kerajinan tangannya dibanderol mulai dari Rp 30 ribu sampai dengan ratusan ribu rupiah, tergantung pesanan dan aksesori yang diiginkan konsumen