Lensa.news, BOLMONG – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bolaang Mongondow (Bolmong), sukses menggelar bedah buku Otak dan Kota, yang dirangkaikan dengan Milad KAHMI ke-54. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kedai Kopi Jarot Sinindian, Kota Kotamobagu, Sabtu (19/9).
Bedah buku Otak dan Kota ini sekaligus menghadirkan penulisnya Dr. dr. Taufiq Pasiaq, M.Kes., M.Pd.I, yang juga dikenal sebagai aktivis sosial, juga salah satu ahli otak di Indonesia. Selain itu, Taufiq Pasiak juga merupakan salah satu Presidium KAHMI Sulawesi Utara (Sulut). Adapun moderator pada bedah buku kali ini yakni Endi Rohendi Biaro.
Kegiatan ini diawali dengan pemotongan kue tumpeng dalam rangka memperingati Milad KAHMI ke- 54 oleh Ketua HMI Cabang Bolaang Bolmong Raya (BMR) Irwanto Mamonto, kemudian tumpeng tersebut diserahkan ke Ketua KOHATI HMI BMR Miranty Manangin, lalu kepada Presidium KAHMI Sulut dr Taufiq Pasiak dan Presidium KAHMI se BMR yang sempat hadir.
Presidium KAHMI Bolmong, Erni Tungkagi saat membuka kegiatan tersebut, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Milad KAHMI ke- 54 yang jatuh pada tanggal 17 September 2020 lalu. “Selamat Milad himpunanku. Insya Allah KAHMI akan selalu menjadi solusi untuk Bangsa ini,” ucap Erni.
Mantan Ketua KOHATI HMI Cabang BMR ini juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Kanda Taufiq Pasiak, yang di sela-sela kesibukannya dapat menyempatkan hadir untuk menghadiri acara bedah buku.
“Kami sangat penasaran terkait buku Otak dan Kota yang baru ditulis Kanda Taufiq ini. Insya Allah apa yang dijelaskan nanti bisa bermanfaat bagi kita semua yang ada di sini,” kata Erni.
Sementara itu, Taufiq Pasiak pada kesempatan itu menyampaikan garis-garis besar tentang buku Otak dan Kota yang ditulisnya selama tiga bulan atau merupakan buku ke tujuh yang ditulisnya.
“Saya merasa memiliki tugas berat. Jujur saja, di era 2010 sampai 2020 ke atas, produk intelektualitas dari organisasi KAHMI dan HMI itu sangat minim. Kebanyakan dari kita jatuh sebagai politisi, jatuh sebagai pengusaha. Nah, produk-produk kecendekiawanan yang menjadi ciri khas itu kurang. Jadi bukan tidak ada, tapi berkurang. Sehingga saya bergelut di bidang ini dan saya ke mana-mana bedah buku untuk membangkitkannya lagi,” aku Taufiq.
Menurutnya, tidak semua harus menjadi politisi. Boleh punya pengetahuan politik sebagai aktivis, tapi kecendikiawanan tidak boleh hilang. Sehingga kedatangannya ke Bolmong kata Taufiq, dengan satu misi yakni bagaimana mengajak kembali adik-adik yang masih memiliki gairah kecendiakawanan HMI untuk dibangkitkan kembali. “Kita bangkit lagi di Milad KAHMI yang ke-54 ini. Kalaupun jadi politisi lebih dari sekadar politisi biasa, politisi yang cendikia. Begitupun profesi yang lain,” jelasnya.
Selain itu kata Taufiq, kedatangannya juga untuk merangsang adik-adik. “Misi saya kemarin untuk merangsang saja, membangkitkan kembali jirah ini. Mudah-mudahan di 54 tahun KAHMI ini kita tunduk kembali. Negara ini diatur oleh sejumlah arus pemikiran yang luar biasa. Di mana pemikiran-pemikiran alumni HMI mewarnai Bangsa ini, sosiologi, psikologi, politik, filsafat, antropologi dan ekonomi adalah warna Alumni HMI. Tapi dalam 10 sampai 20 tahun turun jauh. Kita tidak lagi melahirkan intelektual macam Dawam Raharjo, Kuntowijoyo dan Cak Nur. Yang kita lahirkan sekarang sebagian besar adalah politisi,” ungkapnya.
Dijelaskannya, isi dalam buku ini sebenarnya tidak sulit dan sangat sederhana. Buku ini berbicara bagaimana eksis sebagimana manusia, dengan membangun tiga hal yang paling penting. Pertama kompasianat, itu adalah kasih sayang, bagaimana anda belas kasih pada orang lain. Siapapun dia tidak pandang suku, padang agama, tidak padang organisasi, tidak pandang jenis kelamin, kompasiaonat itu ada. Dorongan saling membesarkan itu harus ada.
Semua orang punya cara membesarkan masing-masing, dengan cara sendiri. Sehingga orang-orang yang sudah di atas, adik-adik kawan-kawan jangan di dorong ke bawah, di tariklah ke atas. Kalau di tarik ke atas kita togetherness. Itu kompasionat. Yang kedua adalah resliliensi, yakni kalau anda sudah jatuh bagaimana anda bisa bangkit lagi. Dan ketiga adalah sel kontrol bagaimana kemampuan mengontrol diri.
“Ketika anda membaca buku ini, tidak usah baca terburu-buru. Bacalah pelan-pelan. Anda tidak perlu membaca seribuan jurnal yang saya baca, baca saja itu. Anda akan mendapat saripati jurnal yang rumit itu sudah saya bacakan untuk anda dan bisa anda jadikan sebagai pegangan selain kitab suci,” terangnya.
Usai acara tersebut, Rini Pakaya salah satu pengurus KAHMI Bolmong sekaligus panitia kegiatan berharap, Kanda Taufiq kedepan bisa kembali meluangkan waktu datang kembali ke BMR untuk terus membagi pengalaman, pengetahuan serta motifasi.
Turut hadir dalam kegiatan itu, alumni HMI se BMR dari berbagai jabatan, Kepala Dinas Kominfo Bolmong Parman Ginano, Ketua KPU Kotamobagu Iwan H.P Manoppo, serta jajaran pengurus HMI BMR. (*)