Bolmong.Lensa.News--Atas dugaan kelalaian pelayanan kesehatan, yang mengakibatkan nyawa bocal Lalow melayang. Selasa (22/01/2019) siang tadi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmong melalui Komisi III melakukan rapat hearing kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datoe Binangkang
Sekedar diketahui, hearing yang berlangsung di Kantor DPRD Bolmong Selasa tadi, adalah tindaklanjut dari pemberitaan sebelumnya oleh salah satu media Lokal Sulut.
Bersama sejumlah Anggola legislativ (Aleg), Tony Tumbelaka prihatin dengan kejadian yang bisa mencoreng nama Pemerintah daerah (Pemda) Bolmong. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini harus terjadi. Mungkin jika secepatnya pihak RSUD langsung menangani pasien ini, saya rasa kejadian ini tidak akan terjadi,” kata Wakil Ketua Komisi III ini, saat memimpin pertemuan yang dilangsungkan dilantai II Ruang Komisi II itu.
Dirinya menegaskan, pihak RSUD harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Agar hal tersebut tidak akan terjadi lagi. “Jika cuma sekedar minta maaf saya rasa tidak cukup, karena ini menyangkut nyawa manusia. Tapi kami sangat meminta agar kejadian seperti ini menjadi kejadian yang pertama dan terakhir,” tegas Tumbelaka.
Ibu Nona orang tua korban meyakini jika anaknya cepat di rujuk ke RSUD lain atau cepat ditangani mungkin bisa tertolong.” Secara manusiawi kami keluarga belum menerima, tapi toh kami pikir anak kami juga tidak akan kembali. Jadi kami ikhlas menerimanya,” katanya dihadapan peserta hearing, sambil meneteskan air mata.
Sementara itu, Direktur RSUD Datoe Binangkang dr Erman Paputungan mengakui pelayanan merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi pihaknya. “Kami meminta maaf akan adanya kejadian ini. Kedepanya kami akan sangat memperhatikan hal seperti ini dan menggenjot masalah pelayanan terhadap masyarakat. Karena kami juga kekurangan dokter,” kata Paputungan.
Di kesempatan yang sama, Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling mengucapkan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya kepada pihak korban. “Dengan adanya kasus ini menjadi preseden buruk terhadap dunia kesehatan di Bolmong. Apalagi korban adalah masyarakat,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, pihaknya mencoba untuk mencari solusi terkait permasalahan ini dengan mempertemukan antara keduabelah pihak dalam forum tersebut. “Semangat kami seluruh anggota DPRD adalah mencari solusi terkait masalah ini. Untuk itu saya meminta pihak RSUD agar secepatnya memperbaiki pelayanan. Karna saya dengar informasi pada saat itu, dokter yang akan melayani pasien tersebut sedang rapat. Apakah rapat itu tidak bisa ditunda?,” terangnya.
Disatu sisi, Welty menyadari peralatan pihak RSUD Datoe Binangkang kurang memadai. Meski begitu dirinya menekankan pihak RSUD untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. “Saya yakin pihak keluarga sudah mengikhalskan kepergian anak mereka. Kami juga mensupport penuh Direktur RSUD agar secepatnya dapat memperbaiki masalah pelayanan ini,” kunci Welty.
Turut hadir dalam rapat hearing tersebut, Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling, anggota DPRD Evanglin Mahabir, Ferry Rengkuan, dan I Made Suarinta, Tony Tumbelaka, Swempri Rugian, Direktur RSUD Datoe Binangkang dr Erman Paputungan, serta Nona, Ibu kandung Sani Bawukes (Bocah Lalow yang meninggal setelah menderita DBD), yang tak menerima pelayanan dengan tepat beberapa hari lalu. (Mg4).