BOLMONG — Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Rabu (2/3), mengikuti Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Stunting se-Sulawesi Utara (Sulut) Tahun 2021 serta pelaksanaan penilaian kinerja Tahun 2021 terhadap 4 kabupaten lokus konvergensi penanganan stunting pada Tahun 2020 di Hotel Luwansa Manado.
Kepala Bappeda Bolmong Taufik Mokoginta saat memaparkan terkait capaian dan strategi penanganan stunting di Bolmong pada Tahun 2020 lalu mengungkapkan, upaya intervensi penurunan stunting yang dilakukan Pemkab Bolmong saat ini menunjukkan angka positif, karena dari 172 kasus stunting yang terdapat di 7 Kecamatan atau ada di 8 Puskesmas, turun hingga 50.58 persen.
“Dengan berbagai upaya intervensi yang dilakukan, telah terjadi penurunan yang sangat siginifkan,” ujar Taufik pada kegiatan yang dihadiri Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw tersebut.
Taufik menuturkan Jika dibandingkan dengan prevalensi tahun 2020, baik pendek dan sangat pendek serta kurus dan sangat kurus sesuai dengan target pusat sudah tercapai bahkan turun 50,58 persen.
“Dari total 2.298 jumlah angka kelahiran di Kabupaten Bolmong pada tahun 2020 lalu, jumlah stunting berjumlah 172 kasus dan untuk saat ini tinggal tersisa 87 kasus atau tinggal 3,87 persen,” jelas Taufik.
Pemkab Bolmong kata dia, telah menetapkan daftar lokasi prioritas tahun 2021 dan 2022 meliputi, tujuh kecamatan dan 19 desa.
“Tahun 2021 menjadi enam kecamatan dan 20 desa. Sedangkan pada tahun 2022, diupayakan dapat menurun sebesar 65 persen kasus stunting di tahun 2021 ini dan 27 persen di tahun 2022 yang akan datang,” ucap Taufik.
Sementara daftar lokasi prioritas tahun 2021 terdapat di 7 Kecamatan dan 19 desa. Untuk Kecamatan Lolayan misalnya, yakni Desa Mengkang, Mopusi Tanoyan Selatan, Matali Baru, Bakan, Tanoyan Utara, Lolayan dan Kopandakan.
Kecamatan Dumoga Barat yakni Desa Doloduo 2, Desa Doloduo 3 dan Desa Matayangan.
Kecamatan Dumoga Utara ada Desa Mopuya Utara 2 dan Desa Tumokang Timur.
Kecamatan Dumoga Timur, yakni Desa Tonom, dan Desa Amertha Sari.
Kecamatan Bolaang Desa Solimandungan I.
Kecamatan Lolak, Desa Totabuan dan Desa Solog. Kecamatan Sangtombolang ada Desa Domisil.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pembangunan SDM Bappeda Bolmong Susanti Hadji Ali menuturkan, selain telah menetapkan daftar lokus prioritas tahun 2021, Pemkab Bolmong juga sudah menetapkan Lokus prioritas tahun 2022.
“Untuk daftar Lokus prioritas tahun 2022 ditetapkan di 5 Kecamatan dan 14 desa,” jelasnya.
5 Kecamatan dan 14 desa yang ditetapkan itu kata dia, diantaranya Kecamatan Bolaang yakni Desa Solimandungan II. Kecamatan Dumoga Barat ada Desa Mekaruo dan Toraut Utara. Kecamatan Dumoga Timur, Desa Dumoga II.
Kecamatan Dumoga Utara yakni Desa Mopugad Utara I, Mopugad Selatan I, Mopuya Selatan I, Tumokang Baru, Mopuya Selatan, Desa Dondomon Utara dan Desa Mopugad Selatan. Kecamatan Lolak Desa Lalow, Totabuan dan Desa Diat.
“Selama tahun 2021 dan 2022, terdapat 24 program dan 27 kegiatan untuk menekan angka stunting dengan melibatkan 14 OPD,” ujarnya.
Wagub Steven Kandouw dalam sambutannya menyampaikan, penanganan stunting yang terus dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Penanganan paling efektif dalam kasus stunting dari usia dini dengan memberikan formula berupa susu dan kunjungan ke posyandu dalam tiga bulan pertama saat masa balita. Untuk itu, Rakoor kali ini dilaksanakan guna mengantisipasi pervelensi stunting di Sulut dan semoga ini bisa menimbulkan rasa ingin bersaing antar kepala daerah se-Sulut dalam hal penanganan stunting,” jelasnya. (irw/vil)