BOLMONG — Tanaman porang menjadi komoditas yang menjanjikan bagi petani yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Pasalnya, keuntungan fantastis serta perawatan yang mudah memantik semangat petani untuk mulai membudidayakan tanaman porang
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, mendorong petani untuk memanfaatkan kawasan hutan untuk membudidayakan tanaman porang. Menurut Bupati Yasti, Porang merupakan tanaman umbi-umbian dengan nilai ekonomis tinggi.
“Tanaman porang sangat efektif ditanam di mana saja. Bahkan, di bawah pohon bisa sekaligus melestarikan hutan,” ujar Bupati Yasti beberapa waktu lalu.
Saat ini lanjutnya tanaman Porang masuk komoditas ekspor yang bernilai ekonomi tinggi. Sebab di luar negeri dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan, di antaranya mi shirataki, beras analog atau beras nonpadi, agar-agar konyaku, dan tahu.
Porang juga berguna di industri dirgantara, yakni sebagai bahan baku lem perekat untuk pesawat. Kemudian, serat dari batangnya untuk membuat baju. Ada lagi, glukomanan yang terkandung dalam porang merupakan bahan baku pembuatan kapsul.
Lebih jauh Bupati menjelaskan, dalam satu hektare lahan bisa ditanami hingga 40.000 bibit, sedangkan saat usia tanaman 1,5 tahun berat buahnya mencapai 2 kilogram sehingga setiap hektare bisa menghasilkan 80 ton.
“Dengan harga jual per kilogram Rp10.000, maka setiap hektare lahan tanaman porang bisa menghasilkan Rp800 juta,” terang Bupati Yasti.