Lensa.news,BOLMONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), mencatat, di Triwulan I tahun 2018 ada 25 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Bolmong.
Menurut Kepala Dinkes Sahara Albugis melalu Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Keswa Wiyono SST mengatakan peningkatan kasus DBD di Bolmong dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya karena terkait dengan alam seperti ini atau cuaca dimana adanya curah hujan yang tinggi diwilayah Bolmong.
Wiyono mengatakan meskipun DBD sudah mencapai 25 kasus, namun penderita penyakit akibat gigitan nyamuk Aydes Aygepti tersebut belum ada yang meninggal dunia. “Ya, kasus DBD Triwulan I ada 25, masing-masing data dari Puskesmas Imandi 17,
Puskesmas mopuya Enam, Puskesmas Passi Barat Dua dan Puskesmas Pusian Empat. Tapi dari total 25 kasus ini belum ada yang meningal dunia,” kata Wiyono, Senin (16/4/2018).
Ia menambahkan, Demam Berdarah adalah penyakit berbahaya akibat serangan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Jika nyamuk tersebut menggigit manusia, maka virus tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah korban dan menyebabkan korban tersebut mengalami demam yang parah yang dapat berujung pada kematian.
Lanjutnya, dengan adanya beberapa kasus, pihaknya terus melakukan desiminasi informasi tentang DBD, berkoordinasi dengan pihak terkait, lalu langkah selanjutnya melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Galakkan 3Mplus, dan dilakukan fogging. “Kita mengutamakan gerakan PSN diantaranya fogging, tapi kebersihan lingkungan dulu baru melakukan fogging,” pungkasnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit berbahaya ini dibawa oleh nyamuk dan berkembang biak sehingga resiko demam berdarah pun bisa ditekan karena dengan kita menjaga kebersihan khususnya lingkungan rumah sendiri pada genangan air akan meminimalisir penyebaran penyakit tersebut.
Memang sangat sulit untuk memberantas demam berdarah. Kendati berbagai cara, seperti penyemprotan dan lain sebagai upaya pencegahan dilakukan.
Namun hal tersebut menurut Wiyono harus tetap melakukan upaya karena dengan kita rajin membersihkan tempat tempat yang disukai nyamuk berkembanh biak akan membuat kesehatan kita juga terjaga.
“Untuk mengurangi resiko terkena DBD, kita harus menjaga kebersihan lingkungan kita. Ada beberapa hal yang harus menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Yang pertama yaitu rajin membersihkan rumah. Nyamuk sangat menyukai tempat-tempat yang kotor. Kita seharusnya tidak membiarkan begitu saja tumpukan pakaian kotor maupun sampah-sampah di sekitar rumah kita dalam waktu yang lama. Selanjutnya yaitu mencegah perkembang-biakan nyamuk. Kita harus secara rutin menguras bak mandi atau penampungan air minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembang biakan nyamuk, percuma dilakuan fogging kalau lingkungan kotor. Karena bersih pangkal sehat,” tandasnya mengakhiri. (Redaksi)