Lensa.News, BOLSEL — Waktu menunjukkan pukul 15.30, panas matahari masih cukup menyengat dikarenakan tempat pelaksanaan kegiatan Bedah Naskah Buku “Napak Tilas Sejarah Kerajaan dan Raja-raja Bolango” (24/06), yaitu Kemang Café yang terletak di Desa Popodu, Bolaang Mongondow Selatan memang cukup dekat dari pantai.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bolsel ini merupakan salah satu dari beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam rangka finishing buku karya Drs. Deddy Arie van Gobel, “Napak Tilas Sejarah Kerajaan dan Raja-raja Bolango”.
Buku ini, yang akhirnya rampung setelah perjalanan panjang pun berbatu (memakan waktu kurang lebih tujuh tahun lamanya) telah dinanti-nanti oleh masyarakat Bolango, sebab sebelum rampung saja promosi karya tersebut mulai gencar dilakukan oleh penulis sendiri dan keluarga beliau.
Meski hanya beberapa menit terlewati, namun tak dapat dipungkiri bahwa waktu pelaksanaan kegiatan memang sedikit bergeser dari yang tertera di undangan. Dihadiri oleh Bupati Bolsel sendiri, Iskandar Kamaru, Pitres Sambowadile (sejarawan sekaligus penulis buku “Metamorfosis Bolsel”), Abdi Gobel selaku Ketua DPRD Bolsel, Muhammad Suja Alamri (Asisten III Bolsel), Nurhaeda Yasin Camat Bolaang Uki, Wahyudin Kadullah Kadis Pariwisata Bolsel yang baru saja dilantik (sekaligus tuan rumah alias penyelenggara kegiatan tersebut), Aldy Setiawan Gobel Kadis Kominfo (juga merupakan anak ke-dua penulis buku Napak Tilas), dan tak lupa beberapa tokoh adat Bolango serta ASN yang turut menghadiri kegiatan Bedah Naskah Buku.
Seluruh tamu dan undangan tampak begitu antusias selama kegiatan berlangsung sebab kegiatan tersebut disajikan bukan sebagai kegiatan yang “menegangkan” melainkan dalam bentuk dialog interaktif, dimana penulis diberi waktu untuk memaparkan substansi-substansi dari karyanya, lalu para tamu dan undangan diberi kesempatan untuk bertanya, menanggapi, ataupun memberi saran kepada penulis.
Belum lagi “arena” dialog berada di ruangan terbuka. Ditemani semilir angin, mentari sore, pisang goroho stik, kentang goreng, dan kopi hangat, tentu mereka makin bersemangat. (Chong)