BOLSEL—Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menggelar rapat percepatan penurunan stunting yang bertujuan untuk koordinasi dan pemantauan di tingkat kabupaten guna mendukung Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.
Rapat yang digelar di Kantor Bupati Bolsel itu dibuka oleh Sekretaris Daerah M Arvan Ohy didampingi Asisten II Muh Suja Alamri serta turut dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Diano Tino Tandaju, Kamis (14/3).
Dalam momentum ini, Kaper BKKBN Sulut, Diano Tandaju, membahas penurunan stunting menurut ePPGBM. Ia berharap, kenaikan persentase balita yang diukur akan menunjukkan tren positif pencegahan dan penurunan stunting di Bolsel. Respons positif datang dari Sekda Bolsel, yang menyatakan bahwa 80% dari 161 balita stunting kondisinya sehat dan aktif.
Menyoroti pentingnya data KRS Verval 23 dan ePPGBM sebagai dasar penentuan sasaran intervensi, Tandaju menekankan peran penting TPK dalam pelaksanaan intervensi. Selanjutnya, ia mengingatkan TPPS kabupaten untuk menyusun rencana kerja guna memaksimalkan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tandaju juga menekankan pentingnya pelaksanaan kegiatan BOKB TA 2024 sesuai panduan yang ada, dengan Bolsel menerima DAK Non Fisik BOKB TA 2024 sebesar Rp1.195.300.000. Dia mendorong semua pihak terlibat, terutama yang tergabung dalam SK TPPS Kabupaten, dalam upaya akselerasi Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Kader Pembangunan Manusia (KPM) Satgas PPS Sulawesi Utara, Danny Lalamentik juga turut menyampaikan pentingnya tahapan audit kasus stunting (AKS) dan permasalahan utama dalam pelaksanaannya. Ia berharap hasil AKS dapat terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah untuk menjadi prioritas pemerintah daerah.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Bolsel juga berinovasi dalam penanganan stunting melalui program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS) serta bantuan lainnya bagi keluarga yang membutuhkan, menegaskan komitmen mereka dalam memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan kuat.