Lensa.News,BOLTIM — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) tahun 2020, bakal menjadi pertarungan antar Birokrat dan Politisi. Sebab, saat ini Birokrat Boltim yang digadang-gadang bakal maju ada 4 orang, yakni panglima Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim yakni Muhammad Assagaf, Kepala BKPSDM Boltim Robi Mamonto, Kepala BKAD Boltim Oscar Manoppo dan Camat Modayag Barat Uyun Pangalima.
Pengalaman sebagai Birokrasi, tentu menjadi senjata untuk memimpin daerah, apabila terpilih nanti. Akan tetapi, Pilkada nanti bukan soal pengalaman sebagai Birokrasi tetapi ditentukan dua faktor yakni, kepribadian serta merakyat.
Hal ini sebagaimana dikatakan pengamat politik di Bolmong Raya, Muhammad Jabir, Senin (5/8/2019) kepada Lensa.News.
“Pada umumnya, pemilih menentukan pilihannya ditinjau dari sisi kepribadian calon dominan pada merakyat dan jujur. Persoalan pintar menjadi alternatif berikut. Oleh karena itu Keterpilihan akan dominan ditentukan oleh 2 faktor itu. Terkait kemampuan memimpin akan sama saja pointnya antara Politisi dan Birokrat di mata publik. Partai Politik cenderung memilih kandidat yang berpotensi menang. Sehingga menurut saya terbuka bagi setiap orang untuk bersaing sebagai bakal calon, entah dari Politisi maupun Birokrat,” kata Jabir.
Lanjut Jabir, partai politik punya mekanisme dan strategi berbeda dalam menentukan calon. “Pada umumnya partai politik akan memilih kandidat yang lebih berpotensi menang, biasanya melalui mekanisme survei,” tukasnya.
Disamping itu, Jabir mengatakan, bahwa disisa waktu yang kurang lebih 1 tahun lagi, bisa menjadi waktu yang sangat penting bagi kandidat yang bakal maju untuk mensosialisasikan diri.
“Sisa waktu 1 tahun, penting bagi bakal calon mensosialisasikan dirinya sebagai bakal calon dan mempublikasi pribadi sebagai Kandidat yang layak dipertimbangkan oleh pemilih,” ujar Jabir.
Akan tetapi, pertarungan antar Birokrat telah berkurang satu orang, ketika Sekda Boltim Muhammad Assagaf, baru-baru ini menyatakan tidak akan maju bertarung dalam Pilkada Boltim tahun 2020 nanti. Sehingga, dengan ada pernyataan tersebut, membuka peluang bagi bakal calon yang bertahan. “Tentunya, jika saingan berkurang berarti membuka peluang bagi yang bertahan,” ujar Jabir.
(Tri)