BOLTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Petugas Kesehatan dan Kader, dalam rangka pengawasan minum obat terhadap pasien Tuberculosis (TBC) di Boltim, Kamis, (3/11) di cafe Goba Molunow.
Kepala bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Boltim, dr. Hamdan Korompot saat diwawancarai mengatakan dalam penguatan kapasitas ini diikuti oleh petugas kesehatan dan kader setiap perwakilan dari 8 Puskesmas se-Boltim.
Tujuan dari kegiatan ini melatih dan membekali ilmu kepada petugas kesehatan dan kader dalam menangani pasien Tuberculosis (TBC), agar dapat menekan angka pasien TBC.
“Karena banyak pasien TBC ini setelah dikasih obat namun tidak diminum atau berhenti mengonsumsi saat pengobatan, karena tidak ada yang mengawasi,” ujar Hamdan.
“Jika pasien itu putus obat maka akan terjadi Multidrug Resistant (MDR) atau kebal terhadap obat, sehingga walaupun diobati selama enam bulan tidak akan mampu karena sudah kebal terhadap obat, dan sudah masuk kategori 2 dan pengobatannya sudah masuk sembilan bulan,” tambahnya.
Korompot menuturkan tugas dari petugas kesehatan dan kader ini mengawasi pasien-pasien TBC agar meminum obat setiap hari.
“Jadi diusahakan mereka itu mengawasi pasien TBC agar meminum obat setiap hari agar tidak putus obat, jika putus obat selama dua minggu maka dianggap gagal dalam pengobatan dan diulang dari pertama lagi,” tutur Korompot.
“Harapannya pada petugas kesehatan dan kader ini disamping mengawasi pasien TBC, petugas kesehatan dapat juga mendeteksi dini pasien TBC yang lain. Karena dalam menangani pasien TBC ini, bisa saja mungkin ada keluarganya yang terjangkit dan harus dideteksi sejak dini agar bisa dilakukan pengobatan lebih awal,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini turut hadir, serta mensukseskan acara ini tiga dokter praktik mandiri, Kasie P2M, Laura Grace Makahinda, dan Wasor TB, Mery Sumendap. (AIR)