BOLSEL – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), menggelar Rapat Kerja (Rakor) sekaligus pembentukan Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Bolsel bertempat di Cafe Arta Nato, Sabtu (4/12).
Dalam kesempatan itu, Ketua PCNU Bolsel Zulkarnain Kamaru dalam sambutannya mengatakan, atas nama pengurus dan Jam’iyah Nahdlatul Ulama Bolsel, saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada Bupati Bolsel Iskandar Kamaru, yang telah hadir di acara hari ini.
“Bupati juga adalah mutsyar PCNU Bolsel, untuk itu kehadiran Bupati menjadi sangat penting dan berarti bagi kami Jam’iyah NU,” ucap Zulkarnain.
Terselenggara rakor ini sebagai suatu momen organisasi dan semoga bermanfaat untuk kelanjutan perjuangan PCNU Bolsel. Sebagai pengurus PCNU Bolsel, ada beberapa tantangan yang harus kita cermati, kita waspadai dan itu membutuhkan pengamanan yang serius oleh kita semua Jam’iyah NU Bolsel.
Pertama yang menyangkut masalah keagamaan. Setelah formasi, seluruh aliran, ideologi, bahkan gerakan-gerakan secara bebas masuk di Indonesia baik aliran-aliran keagamaan, paham radikal dan ideologi tradisional.
“Tentu karena yang paling banyak di Indonesia ini beragama Islam, tentu gangguan itu juga banyak yang menyentuh masyarakat Muslimin di Indonesia yang sebagian adalah Jam’iyah NU,” kata Kamaru.
Lanjutnya, yang kedua mulai tergerusnya tradisi dan kebudayaan kita dari masjid ke masjid dan dari Jam’iyah nya, sebagaimana kita ketahui bahwa, sejarah perkembangan Islam tidak bisa lepas dari pengaruh budaya.
Tradisi dan budaya lokal bangsa Indonesia berperan besar dalam penyebaran Islam, penyebaran melalui jalan kebudayaan itu yang membuat Islam sebagai agama yang mudah diterima oleh masyarakat,
Seiring berjalannyawaktu, peran peran Budaya tidak lantas hilang setelah era penyebaran Islam Almarhum KH Agus Sunyoto mantan ketua PB Lesbumi PBNU, dalam penelitiannya menyampaikan bahwa, keberhasilan Agama Islam bertahan di Nusantara justru terjadi karena adanya Akusturasi Budaya dan Agama.
“Ritual keagamaan masih dipraktikkan tanpa menyingkirkan faktor tradisi, seperti misalnya peringatan Maulidan dan Tahlilan, Tradisi ini yang justru menjadi pengikat dan penguat agama Islam,” jelas Zulkarnain.
Ditambahkannya, dengan rampungnya seluruh pengurus NU ini, marilah kita jaga dan rawat persatuan dan kesatuan bangsa, kita tetap jadikan Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia. (Rmd)