Lensa.news,KOTAMOBAGU — Pasca terjadinya banjir diakibatkan hujan deras yang terjadi Jumat pekan kemarin dan melanda beberapa titik wilayah di tiga Kelurahan di Kotamobagu, Walikota Kotamobagu Tatong Bara langsung action dengan membuat pemetaan masalah dan langsung turun ke lokasi banjir untuk memantau sekaligus melakulan survei.
“Dalam survei yang kita lakukan dua hari ini yang dimulai dari Kelurahan Kotobangon, Kelurahan Sinindian dan Kelurahan Kampung Baru ternyata ada beberapa titik krusial yang menyebabkan banjir, salah satunya adalah tidak adanya talut dikiri dan kanan dan yang kedua sudah banyak masyarakat menggunakan badan sungai untuk fondasi rumah dan lain-lain,” kata Tatong Bara kepada sejumlah awak media usai memantau lokasi terjadinya banjir, Senin (13/11/2017) pagi tadi.
Lanjut petahana Kotamobagu itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu telah merasionalisasi anggaran untuk pembuatan talut sungai bagian kiri dan kanan di Kampung Baru sepanjang 700 meter dengan nominal anggaran kurang lebih 3 Miliar untuk tahun 2018.
“Tadi malam kita sampai jam 2 pagi merasionalisasi anggarannya dan sudah kita bersihkan anggaran untuk penanggulangan. Karena melihat kondisi kemarin, dengan posisi air yang sangat tinggi, kita bisa mengkira-kira, merencanakan dan memformatnya sehingga dapatlah anggaran untuk pembuatan talut,” ujar Tatong Bara.
Dikatakan pula Tatong, anggaran 3 Miliar itu hanya pembuatan talut dari belakang KPU yang berada di Kelurahan Kampung Baru, dikarenakan sungai tersebut merupakan titik temu dua aliran sungai kecil.
Tatong pun menghimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai agar mundur minimal 5 meter dari permukaan sungai.
“Kalau kita ingin stop banjir, lebih baik kita tidak membangun di pinggiran sungai. Boleh membangun namun harus ada jarak, minimal 5 meter lah dari pinggiran sungai, karena itu normalnya,” imbau Tatong.
Diketahui, penanggulangan ini merupakan penanggulangan jangka pendek dan untuk penanggulangan jangka panjang, seperti yang dikatakan Tatong bahwa Pemkot akan merencanakan dan mengurai terlebih dahulu.
“Karena untuk perencanaan penanggulangan banjir, di Kotamobagu harus ada jangka panjang. Dikarenakan posisi daerah Kotamobagu ini miring, Kalau tidak direncanakan, yang jelas topograpi kita akan bermasalah setiap saat. Jadi harus ada perencanaan yang lebih kuat lagi untuk menanggulangi banjir,” jelas Tatong Bara. (tri)