Lensa.news, Kotamobagu – Dampak pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19), membuat aktivitas sejumlah pasar di Kotamobagu dibatasi. Akibatnya, sebagian para pedagang lebih memilih berjualan dari rumah.
Hal ini seperti yang dilakukan Yenti Makalunsenge, salah satu pedagang asal Kelurahan Upai, Kecamatan Kotamobagu Utara. Saat ditemui di kediamannya, ia mengaku, mulai mengembangkan usaha rumahan sejak pekan lalu. Bisnis rumahan dengan produk makanan beragam jenis. “Sudah hampir dua minggu ini saya mulai usaha di rumah. Untuk saat ini baru 3 jenis, kentang goreng, kacang goreng dan kripik pisang,” akunya
Kata dia, untuk kentang ia beli langsung di Desa Insil Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow dengan harga per karung Rp150 ribu. Sedangkan kacang dibeli di pasar Serasi per kilogram Rp30 ribu dan pisang diambil langsung di kebunnya sendiri. “Awalnya hasil komoditi pertanian ini saya jual di pasar. Tapi karena adanya wabah Corona, dan waktu berdagang hanya sampai jam 1 siang, akhirnya saya olah menjadi cemilan dan dijual ke warung di Kotamobagu, Lolak, Dumoga dan Bolsel,” terangnya.
Menariknya, meski terbilang usaha baru baginya, produksi kentang goreng hasil olahannya itu sudah sampai ke Provinsi Gorontalo. “Anak sulung saya saat ini berada di Kota Gorontalo, ia sudah bekerja disana bersama suaminya. Anak saya yang memasarkannya disana. Alhamdulillah minggu yang lalu, sampai 150 bungkus yang terjual di Gorontalo,” bebernya.
Adapun harga per bungkus atau ukuran 250 gram untuk kentang goreng dijual dengan harga Rp25 ribu dan ukuran sedang Rp15 ribu. “Kalau di Kotamobagu saya jual 20 ribu rupiah yang bungkusan besar dan yang sedang 10 ribu rupiah. Kacang goreng per layar isi 13 bungkus 10 ribu rupiah dan kripik pisang per bungkus 1000 rupiah,” sebutnya.
Ia pu mengaku omsetnya dari hasil usahanya itu bisa mencapai jutaan rupiah setiap kali produksi. “Alhamdulillah setiap produksi omsetnya sampai Rp 2 juta rupiah. Dalam seminggu saya 3 kali produksi,” katanya.
(*/Mira)