Lensa.News, KOTAMOBAGU — Makanan tradisional khas Bolaang Mongondow Dinanogi menjadi idola bagi warga Kotamobagu. Selasa (01/10)
Makanan yang berbahan dasar sagu dicampur parutan kelapa dan gula aren disebut “Dinagoi”, makanan ini bertekstrur gurih dan sangat cocok dikonsumsi dengan seduhan kopi.
Tak hanya itu, makanan yang diolah dengan cara dibakar ini bisa dikonsumsi saat panas maupun sudah dingin.
Di Kotamobagu, Dinagoi ini terbilang sudah sangat jarang dijumpai. Meski demikian, ada beberapa masyarakat yang menjadikan makanan ini sebagai bisnis menguntungkan.
Seperti yang ditekuni Friska Mahkia Bambuena, warga Kelurahan Upai, Kecamatan Kotamobagu Utara.
Dinagoi ini menjadi salah satu menu spesial yang diproduksinya untuk memenuhi permintaan masyarakat dari berbagai kalangan.
“Alhamdulillah banyak yang memesan,” ujar Mama Nizam sapaannya, saat diwawancarai di kediamannya, Selasa (01/10).
Dengan bahan-bahan yang alami dan berkualitas, membuat Dinagoi Istimewa ini memberikan cita rasa yang khas.
“Untuk sagu, kami memesannya langsung ke petani sagu. Bentuknya pun halus dan bersih hingga memiliki aroma yang sedap. Begitu juga gula aren dan kelapa harus yang berkualitas agar rasa Dinagoi Istimewa ini tetap mempertahankan rasa dan aromanya,” ujarnya.
“Untuk harganya, per kemasan Rp10.000. Kalau pemesan berasal dari wilayah Upai dan Genggulang, itu tidak ada biaya antar. Selain dua Kelurahan ini, biaya antar nya Rp5000,” kata Mam Nizam.
Sementara itu, salah satu pembeli Dinagoi Istimewa, Alfian Limpaton, warga Kelurahan Mongkonai, Kotamobagu Barat mengaku sangat menikmati cita rasa Dinagoi tersebut.
Bahkan kata Alfian, menghabiskan 1 mika Dinagoi bisa membawa imajinasinya lebih rileks.
“Pokoknya jika makan Dinagoi Istimewa ini, bayangan mantan pun hilang seketika,” ucapnya bercanda.
Lanjut dia, dengan adanya usaha kuliner makanan tradisional akan mampu mendorong peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri.
“Saya salah satu masyarakat yang sangat menggemari kuliner dan jajanan tradisional. Jika ada yang membuat usaha ini, maka sangat luar biasa karena selain mengangkat kearifan lokal, juga turut mendorong ekonomi kita sendiri,” pungkasnya.
(Ikbal)