KOTAMOBAGU—Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kotamobagu melakukan trauma healing kepada anak-anak korban kebakaran di Gogagoman pekan lalu.
Trauma healing yang diinisiasi DP3A Kotamobagu tersebut berlangsung di halaman Masjid Agung Baitul Makmur Kotamobagu pada Senin (14/10).
Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Anak Marini Mokoginta mengungkapkan, setidaknya ada sepuluh anak yang terkena dampak langsung telah mengikuti sesi trauma healing.
“Meskipun mereka terdampak musibah, anak-anak ini masih menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan baik. Mereka masih bisa tidur nyenyak dan bermain seperti biasa,” ungkapnya.
Namun, Marini juga menyoroti satu anak yang sangat terpukul oleh kejadian ini.
“Satu-satunya anak yang terlihat mengalami kesedihan mendalam adalah cucu dari korban meninggal. Kehilangan kakeknya membuatnya sangat terpukul, dan tangisannya menjadi tanda bahwa peristiwa ini meninggalkan luka emosional yang mendalam,” tuturnya.
Kegiatan trauma healing ini, menurut Marini, tidak hanya bertujuan untuk memeriksa kondisi psikologis anak-anak, tetapi juga untuk memberikan intervensi yang tepat jika diperlukan.
“Kami ingin memastikan bahwa apa yang mereka rasakan dapat terungkap dan ditangani secara efektif,” tambahnya.
Meski tingkat trauma anak-anak tidak begitu parah, DP3A akan terus memantau perkembangan mereka.
“Kami akan tetap memantau situasi anak-anak ini, dan jika diperlukan, kegiatan serupa akan dilanjutkan,” ujarnya.
Marini juga menyoroti dampak psikologis yang bisa dialami oleh orangtua korban.
“Yang perlu diwaspadai adalah peningkatan stres di kalangan orangtua. Bencana ini jelas memberikan beban berat dari sisi fisik, ekonomi, dan emosional, yang pada akhirnya bisa berpengaruh pada anak-anak mereka,” jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, DP3A berharap agar tidak hanya penghiburan yang diberikan, tetapi juga dibuka Posko Konseling Psikologi bagi para orangtua. “Ini penting untuk membantu mereka pulih,” tandasnya.