Lensa.news, Kotamobagu – Pabrik gula semut Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur yang dibagun sejak 2016, hingga saat ini belum beroperasi.
Sekertaris Desa (Sekdes) Moyag, Maskur Gumalangit, menjelaskan, belum dioperasikanya pabrik tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya, terkendala air dan jalan. “Sudah beberapa kali dilakukan penggalian sumur untuk mendapatkan air tapi belum berhasil. Akses juga untuk masuk ke lokasi pabrik ini belum memadai. Kendaraan seperti mobil dan motor sudah bisa masuk tapi jalan yang ada masih rusak,” kata Maskur, saat di jumpai awak media belum lama ini.
Ia mengungkapkan, tahun ini Pemerintah Desa (Pemdes) Moyag akan melakukan kerjasama dengan Desa Moyongkota untuk masalah air. “Ada mata air tapi agak jauh dan itu sudah masuk diwilayah Desa Moyongkota,” ungkapnya.
Terkait jalan yang masih rusak, ia berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bisa memperbaikinya lagi. “Hampir 300 meter agak sulit dilalui kendaraan. Pemerintah desa tidak bisa menganggarkan perbaikan jalan ini, karena masuk jalan Kabupaten. Semoga ini secepatnya diperbaiki lagi, agar tidak menjadi kendala saat pabrik ini sudah mulai beroperasi,” harapnya.
Senada disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Imran Golonda. Ia mengatakan, selain air dan jalan, proses pengolahan gula terkendala dengan sistem pengapian pada mesin pengolahan yang belum sesuai standar yang dibutuhkan.
“Pernah diuji coba, tapi gulanya tidak seperti yang dimasak manual karena pengapiannya yang kurang. Solusinya adalah akan dibangun lima tungku di bagian luar. Nanti proses pemasakan gula melalui tungku itu baru dipindahkan ke dalam (mesin produksi),” katanya.
Disisi lain, ia menerangkan, pabrik gula semut itu dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyaraka. Khususnya para pengrajin gula. “Sasaran kita adalah bagaimana masyarakat bisa sejahtera. Jika semua fasilitas dan sarana penunjang lainnya sudah lengkap, maka bisa langsung bisa dioperasikan,” jelasnya.
(Mira)