KOTAMOBAGU – Masih dengan kontroversi pasca pementasan teater Pingkan Matindas: Bintang Cahaya Minahasa, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Anki Taurina Mokoginta, berangkat ke Dinas Budpar Propinsi Sulut.
Diterima Kadis Parbud se- BMR, seperti Ulfa Paputungan (Bolmong), Wahyuddin Kadullah (Bolsel), budayawan Chairun Mokoginta, periset sejarah Sumitro Tegela, sarjana sejarah dan penulis buku muda, Dion Mokoginta, pelaku teater Uwin Mokodongan, Anki membawa misi “mengirimkan pesan” kemarahan atas terlukainya harga diri ‘intau BMR’, Kamis (5/11).
“Pesan ini harus disampaikan ke pihak-pihak yang terlibat dalam pementasan itu, mulai dari sutradara hingga sponsor atau penyelenggara pementasan teater Pingkan Matindas,” papar istri Wawali Nayodo Koerniawan ini. Selain itu, kata Anki, pihaknya ingin menegaskan bahwa Loloda Mokoagow adalah Datu’ (Raja) yang bukan rekaman (fiksi) sehingga penghinaan kepadanya bisa menimbulkan konsekuensi hukum positif dan hukum adat.
Ibu dua anak ini menambahkan, misi mereka adalah misi ‘tampangan dodop’ (berani membela leluhur). “Artinya, mereka harus tahu bahwa kita serius dan dampaknya kita sudah siap, mereka juga harus siap,” tutup Ketua Tim Penggerak PKK Kotamobagu ini.
Sejauh ini terpantau, pertemuan sementara dilaksanakan. Budayawan Reiner Ointoe menjadi moderator. (tng)