Lensa.News, KOTAMOBAGU –Bermodalkan ijazah SMP, tak membuat Kadrianto Mokoagow (28), warga Desa Bilalang II, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu, untuk berhenti berinovasi.
Ia menciptakan sebuah mesin pemecah kemiri yang tak kalah kualitasnya dengan mesin buatan pabrik.
Kadri–sapaannya, menceritakan awal mula menciptakan mesin gilingan pemecah cangkang kemiri yang baru-baru ini menjuarai Inovasi Government Award (IGA) Tahun 2020 yang di selenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu.
“Awal mulanya ketika melihat ibu saya menjalankan usaha penjualan kemiri, namun untuk proses mengeluarkan daging kemiri dari cangkangnya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar karena hanya dipecahkan secara manual. Nah dari situ muncul ide dan keinginan untuk menciptakan sebuah mesin pemecah cangkang kemiri agar lebih memudahkan pekerjaan ibu saya,” kata Kadri.
Lanjutnya, bermodalkan niat dan keinginan yang begitu besar ditopang peralatan seadanya, sebuah mesin pemecah cangkang kemiri pun mampu ia kerjakan hingga rampung. Meski ukurannya tidak sama dengan mesin pabrikan yang dijual di pasaran, namun Kadri bersyukur, karena hasil karyanya sudah mampu membantu pekerjaan dang bunda, agar lebih mudah dan praktis dalam mengolah buah kemiri hingga bisa dijual.
“Nah, setelah mesin pemecah cangkang kemiri ini berhasil dibuat dan digunakan, ada orang yang tertarik ingin membelinya. Singkat cerita, saya pun menjualnya, hasil penjualan mesin pertama ini saya buat modal untuk membuat mesin yang kapasitasnya lebih besar lagi. Alhamdulillah seiring perjalan waktu sampai saat ini sudah ada sembilan mesin yang saya buat dan laku terjual,” ujarnya.
Kadri mengaku, dalam membuat sebuah mesin pemecah cangkang kemiri bisa dikerjakan hanya dalam waktu 3 minggu. Bahkan menurutnya, daging kemiri yang dihasilkan dari mesin ciptaannya sangat memuaskan, karena sedikit saja yang pecah.
“Untuk proses pembuatannya sendiri tidak memakan waktu. Namun untuk setingan mesin agar kemiri yang dihasilkan tidak banyak yang pecah, itu yang sedikit lama. Namun seiring waktu dan pengalaman dari mesin yang dibuat sebelumnya, akhirnya berhasil. Tingkat keakuratan hasilnya bisa sampai 99 persen daging buah kemiri utuh dengan kapasitas sekali giling 2 ton hanya memakan waktu Dua jam,” akunya.
Untuk sebuah mesin pemecah cangkang kemiri, Kadri pun membanderol harga Rp25 hingga Rp30 Juta per unitnya. ”Harga perunitnya 25 sampai 30 juta. Dari sembilan mesin yang terjual satu unit diantaranya dipesan konsumen luar provinsi yakni di Gorontalo,” ujar Kadri. (Chong/vil)